Film Sejarah Bangkitkan Kepedulian Rakyat pada Bangsanya
Suatu ketika Bung Karno harus bepergian dari Palembang ke Jakarta. Perjalanan itu pun harus ditempuh oleh Proklamator Indonesia itu dengan kapal laut.
Sempat kehujanan, kondisi Bung Karno pun kian buruk karena harus memakan nasi basi. Penyakit mag yang dideritanya lantaran kerap telat makan makin menambah penderitaannya.
Baca Juga: Gak Main-main, Media Asing Lirik Film Satria Dewa Gatotkaca
“Sisi humanis yang bisa diambil itu Bung Karno rela berkorban nggak makan,” ujar Asep Kambali, seorang sejarawan dan pendiri Komunitas Historia Indonesia.
Di mata Asep, sisi lain dari Bung Karno itu menarik untuk diangkat dalam film sejarah.
“Menurut saya tak salah mengambil cuilan sejarah kemudian dibuat fiksi. Itu boleh,” kata Asep dalam sebuah ajang diskusi virtual.
Baginya, film sejarah tak melulu bertutur tentang cerita dokumenter. Kendati begitu, sutradara Fajar Nugroho mengakui tak mudah untuk menangkap kisah sejarah dan mengangkatnya menjadi suguhan film yang menarik.
Fajar selalu ingin membuat film sejarah yang berfokus pada kisah humanis tokoh besar. Misalnya saja bagaimana Bung Karno akan dibunuh di Cikini, saat ambil rapor anaknya. Menurut dia, film bisa berfokus ke peristiwa menarik.
“Banyak hal menarik yang tak perlu diceritakan dari nol,” kata sutradara Yowis Ben dan Yowis Ben 2 itu.
Asep pun setuju. Sosok Jenderal Sudirman misalnya. Baginya, perjalanan gerilya sang jenderal menarik karena tak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Selain itu, dia juga menjual pakaiannya untuk bisa membeli beras, ayam, hingga daging bagi prajuritnya.
“Itu sosok pemimpin sesungguhnya. Itu yang mestinya juga diangkat dari seseorang,” ujar Asep.
Lebih lanjut Fajar beranggapan film sejarah tidak perlu hanya berkutat pada figur pahlawan. Sebab ada kisah sejarah seorang petinju, pebulutangkis, pesepak bola, perenang, dan lain-lain. Film sejarah di berbagai bidang menurut dia perlu digalakkan lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: