Sejak 14 Agustus 1996 hingga 17 Maret 1997 ia pun bekerja sebagai Wakil Perdana Menteri Pertama Federasi Rusia. Lalu sejak Agustus 1998, Potanin menjabat sebagai Presiden dan Ketua Dewan Direksi Interros Company, perusahaan konglomerat yang dikuasai Potanin dengan saham besar di pertambangan, logam, energi, keuangan, ritel, real estate, dan sektor lainnya.
Saat ini, Potanin adalah presiden Norilsk Nickel, produsen nikel olahan terbesar di dunia. Potanin mengakuisisi Norilsk Nickel pada awal 1990-an dengan Mikhail Prokhorov di bawah skema "pinjaman untuk saham" yang memiliki 54% saham di antara mereka. Sementara Potanin memiliki 34% saham.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Joseph Safra, Bankir Terkaya di Dunia
Mereka menyederhanakan operasi dan mengubah Norilsk Nickel menjadi perusahaan modern. Perusahaan tersebut telah menghasilkan pendapatan USD11,7 miliar atau sekitar Rp163 triliun pada tahun 2018. Perusahaannya menguasai hampir 22% produksi nikel tingkat tinggi dunia dan sekitar 40% dari komoditas paladiumnya.
Pada tahun 2007, Potanin berpisah dengan Prokhorov akibat kasus prostitusi yang menjerat Prokhorov hingga ia ditahan oleh polisi Prancis. Prokhorov pun menawarkan untuk menjual 25% sahamnya seharga USD15 miliar. Namun, Potanin menolak dan kesepakatan tersebut tak pernah terjadi.
Pada Maret 2009, ia menggugat Prokhorov sebesar USD29 juta atas perselisihan properti di Moskow. Selain memiliki perusahaan asuransi, media, pertanian, teknik, dan minyak. Sang oligarki saat ini juga memiliki saham di perusahaan farmasi Petrovax Pharm dan resor ski Rosa Khutor, dekat Sochi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: