Survei Covid-19: Publik Tahu Protokol Kesehatan, Tapi Implementasi Tak Selalu Baik

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, mengatakan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan selama empat bulan pada masa pandemi ini masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup tentang Covid-19. Namun, implementasi atas pengetahuan tersebut tidak selalu baik, terutama dalam penerapan protokol kesehatan.

Baca Juga: Lebih Ampuh dari Vaksin, Yuk Tangkal Covid-19 dengan Cuci Tangan Pakai Sabun

Menurut penuturan Joni, untuk mencapai perubahan perilaku terhadap kedisiplinan protokol kesehatan tidak hanya sebatas tahu dan mengerti. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aparat untuk membantu menegakkan kedisiplinan publik dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Maka protokol kesehatan ditegakkan dengan melibatkan polisi dan tentara untuk menggelar operasi yustisi," tegasnya seperti dilansir dari laman resmi Covid19.go.id pada Sabtu, 17 Oktober 2020.

Baca Juga: Cara Tepat Memakai Masker | Infografis

Bersamaan dengan itu, Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mengungkapkan bahwa sudah sepatutnya penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat menjadi sebuah kebutuhan, bukan hanya sebatas kewajiban yang diperintahkan undang-undang.

"Kalau sudah jadi kebutuhan, ada atau tidak ada polisi dan tentara, masyarakat tetap pakai masker, bukan karena ada razia masker baru pakai," ujarnya.

Ia melanjutkan, masyarakat pada dasarnya sudah tahu perihal 3M, yakni memakai masker, menjaga jarat, dan mencuci tangan pakai sabun. Begitu pun juga dengan pengetahuan mengenai tatanan adaptasi baru. Namun, yang masih menjadi tugas PR besar bagi semua pihak adalah bagaimana protokol-protokol tersebut menjadi sebuah kebutuhan.