Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung betapa besar potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, Jokowi melihat Indonesia berpeluang menjadi pemain utama ekonomi dan keuangan syariah. Indonesia, ujarnya, harus bisa memanfaatkan modal besar yang sudah dimiliki.
Baca Juga: Kembangkan Ekonomi dan Keuangan Syariah, Indonesia Butuh Dukungan Fatwa
Bahkan, Jokowi melihat fenomena industri keuangan syariah di Indonesia layaknya raksasa yang tertidur. Punya kekuatan yang besar, namun sayangnya 'power' yang ada belum bisa dimanfaatkan. Melihat kondisi inilah, Jokowi melanjutkan, pemerintah berupaya untuk membangunkan si raksasa yang sedang tidur itu.
Baca Juga: BRI Syariah Cetak Lonjakan Laba Bersih 238% di Kuartal III 2020
"Pemerintah memiliki concern besar untuk membangkitkan raksasa ini. Salah satunya, dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonsia," kata Jokowi dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), Rabu (28/10).
Konsep membangun bank syariah terbesar ini, ujar Jokowi, dengan meleburkan seluruh aset bank syariah milik negara menjadi satu bank syariah raksasa. Ada tiga anak usaha syariah milik bank BUMN yang dilebur, yakni PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS). Total aset yang dimiliki bank hasil penggabungan mencapai angka yang fantastis, Rp 214,6 triliun (per semester I 2020).
"Sebuah angka yang besar," ujar Jokowi.
Jokowi berharap, penggabungan bank syariah ini bisa menjadikan industri keuangan syariah menjadi instrumen yang mampu memajukan ekonomi rakyat. BRI Syariah yang sudah lebih dulu melantai di bursa menjadi wadah penggabungan ini. Dengan merger bank syariah ini, layanan bagi nasabah pun meluas, termasuk 1.200 cabang dan 1.700 ATM di seluruh Indonesia.
Selain penggabungan bank syariah, Jokowi menambahkan, upaya membangkitkan industri keuangan syariah nasional dilakukan pemerintah melalui pengembangan bank wakaf mikro. Bank wakaf mikro ini dibangun di berbagai daerah di Tanah Air dengan menggandeng pondok pesantren dan organisasi keagamaan.
"Pengembangan ekonomi syariah yang berbasis sektor riil, padat karya, dan industri halal juga sangat potensial. Untuk memperluas penyerapan tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru," kata Jokowi.
Peluang pengembangan ekonomi syariah pun mencakup banyak sektor usaha. Jokowi menyebutkan, Indonesia punya peluang menjadi pemain utama memasok produk halal dunia seperti makanan, kosmetik, hingga fashion.
"Bahkan untuk fashion kita punya cita-cita jadi pusat fashion muslim terbesar dunia. Sayangnya potensi besar dalam industri halal ini belum kita manfaatkan dengan baik. Karena itu upaya pengembangan yang integratif dan komprehensif perlu kita lakukan," kata presiden.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih