Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Islam Dihina, Pentolan Hizbullah Lebanon Kobarkan Perang Lawan Prancis

Islam Dihina, Pentolan Hizbullah Lebanon Kobarkan Perang Lawan Prancis Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menghina Islam mendapat reaksi keras dari banyak negara di dunia. Tindakan Macron ini tak hanya menuai kecaman, tetapi juga kemarahan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah, Hassan Nasrallah. Tak segan, Nasrallah menyatakan siap untuk perang menghadapi Prancis.

Tak hanya negara-negara Islam yang mengutuk tindakan Macron, yang dinilai menghina Islam. Politisi Partai Republik Prancis (La Republique En Marche!) itu memancing kemarahan umat Islam, setelah membela majalah satire Charlie Hebdo yang memuat gambar karikatur Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Satire atau Islamofobia? Begini Pembelaan Kartunis Prancis

Insiden pembunuhan seorang guru bernama Samuel Paty di pinggiran ibukota Paris, 16 Oktober 2020 lalu, juga semakin menegaskan jika Prancis memiliki sikap yang memusuhi Islam.

Nasrallah jadi salah satu pemimpin Islam dunia yang murka melihat kejadian ini. Dengan tegas, pentolan Hizbullah Lebanon ini mendesak Prancis untuk meminta maaf kepada seluruh umat Islam di dunia.

Sebab jika tidak, Nasrallah menganggap Prancis secara langsung melibatkan diri dalam perang melawan pasukan Islam.

"Jangan biarkan ejekan, agresi ini berlanjut. Seluruh dunia akan berdiri bersamamu. Otoritas Prancis bukannya memperbaiki masalah, tetapi menjadi keras kepala tentang kebebasan berekspresi ini dengan mengatakan 'Kami ingin melanjutkan kartun satir'," ucap Nasrallah dikutip dari Al Arabiya.

"Otoritas Prancis telah menyeret diri mereka sendiri, seluruh Prancis, dan seluruh Eropa ke dalam pertempuran dengan Islam dan Muslim untuk alasan yang lemah dan terkadang tidak diketahui," katanya.

Selain Nasrallah, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sudah lebih dulu menunjukkan kemarahannya terhadap Macron dan Prancis. Erdogan bahkan menyebut Macron adalah seseorang yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: