Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menanggapi cuitan akun Twitter Front Pembela Islam (FPI) yang menggunggah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang melaksanakan salat Maghrib saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait kerumunan di hajatan putri Habib Rizieq Shihab, Selasa lalu.
Tak hanya mengunggah foto Anies, FPI menuliskan hashtag atau tanda pagar (tagar) #Anies4PresidenRI2024. "#Anies4PresidenRI2024. Gasssss.... guncang istana," tulis akun @DPPFPI_ID, Rabu (18/11/2020).
Menanggapi tagar tersebut, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menilai bukanlah hal yang luar biasa.
Baca Juga: Gak Bisa, Tito Gak Berwenang Copot Anies
"Mengenai hashtag Anies For President yang saat ini ada di medsos-medsos, saya pikir hal tersebut bukan hal yang luar biasa," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Dasco menambahkan, kontestasi Pilpres di 2024 merupakan hak setiap warga negara Indonesia untuk mencalonkan diri ataupun dicalonkan, sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7/2017 tentang Pemilu.
"Karena kontestasi di 2024 merupakan hak warga negara untuk mencalonkan atau dicalonkan sesuai dengan persyaratan yang ada pada UU Pemilu," ujarnya.
Oleh karena itu, Wakil Ketua DPR ini tidak mempermasalahkan soal tagar itu selama kontestasi 2024 nanti dilakukan dengan semangat persatuan dan kebersamaan.
"Kita tidak permasalahkan yang penting 2014 kontestasi itu dalam semangat persatuan dan kebersamaan menajga NKRI," katanya.
Di sisi lain, Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, berharap Anies tidak gede rasa atau GR dengan adanya hashtag tersebut. Ia meminta Anies untuk tetap fokus pada Ibu Kota Jakarta. Menurut dia, warga Jakarta menunggu realisasi janji-janji Anies selama kampanye lalu.
"Tetap saja fokus untuk melayani masyarakat untuk menjalankan amanah karena sekarang masyarakat lagi butuh membuktikan kinerjanya di DKI untuk melayani masyarakat. Karena begitu kampanye tempo hari, kan janjinya dia pasti lebih baik dari Ahok, Ahok-Djarot. Sekaranglah kita menunggu janji-janji itu. Jadi menurut saya itu. Jadi jangan GR-lah, biasa saja," katanya kepada wartawan, Rabu (18/11/2020).
Baca Juga: Pakar Hukum: Mendagri Jangan Sok! Anies Baswedan Nggak Boleh Diberhentikan
Namun, meski begitu, ia pun mempersilakan masyarakat untuk berpendapat. Menurutnya, tagar tersebut mencerminkan dinamika politik.
"Pendapat-pendapat masyarakat seperti itu, ya boleh-boleh saja. Silakan. Lagian hashtag seperti itu kan belum tentu mencerminkan dinamika politik yang ada. Tapi kalau ada orang berkeinginan seseorang untuk jadi presiden, yaitu pendapat yang sah, silakan dilakukan ya," kata Saleh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti