Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Tewasnya Dugaan 6 Simpatisan HRS, Warganet Gaungkan: Kami Percaya FPI!

Soal Tewasnya Dugaan 6 Simpatisan HRS, Warganet Gaungkan: Kami Percaya FPI! Imam Besar Habib Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). Kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab ke Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut. | Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyusul bentrok antara aparat dan pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kabarnya membentuk tim penyelidikan.

Lebih lanjut, lembaga itu menginginkan seluruh pihak bersedia membantu membongkar kebenaran di balik peristiwa itu; termasuk kerja sama dari pihak kepolisian.

"Komnas HAM telah membuat tim. Saat ini, sedang mempelajari informasi guna memperdalam berbagai informasi yang beredar di publik," kata Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, Senin (7/12/2020).

Baca Juga: 9 Tips Bangun Startup dari Drakor 'Startup' yang Baru Tamat, Catat! | Review

Baca Juga: Mantap Jiwa! Habis Lepas Landas ke Bulan, China Kini Punya 'Matahari' Buatan

Menurutnya, tim tersebut sedang berupaya mengumpulkan keterangan dari pihak Front Pembela Islam (FPI). Pada tahap awal, sudah terhimpun sejumlah informasi secara langsung.

Ia berkata, "Tim juga sedang mendalami informasi dan mengumpulkan fakta-fakta dari pihak langsung. Termasuk, menggali keterangan dari FPI secara langsung yang saat ini sedang berlangsung."

Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya kabarnya menembak enam simpatisan HRS karena menyerang penyelidik kasus pimpinan FPI itu.

"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada anggota, dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi, Fadil Imran di Markas Polda Metro Jaya.

Peristiwa itu berlangsung pada Senin pukul 00.300 WIB di Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50. Menurut pihak Polda Metro Jaya, saat petugas kepolisian membuntuti kendaraan yang diduga berisi simpatisan MRS, tiba-tiba ada penyerangan.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yg diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," kata Fadil.

Menurut Fadil, ada 10 pelaku penyerangan. Namun, enam orang kabur setelah empat rekannya tak sadarkan diri.

Karena peristiwa itu, warganet beramai-ramai membuat kata 'Komnas HAM' masuk ke tren Twitter pada Senin malam; dengan maksud meminta lembaga itu menyelidiki kasus tersebut. Hingga pukul 21.04 WIB, ada 4.549 cuitan yang memuat kata 'Komnas HAM'.

Selain itu, tagar #SayaPercayaFPI, #KamiPercayaFPI, kata 'Polisi', 'Bravo Polri', dan 'Munarman' juga ikut masuk ke daftar tren.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyampaikan kejadian penembakan terhadap anggota laskar khusus FPI terjadi setelah anggota dari Polda Metro Jaya melakukan pendataan guna menindaklanjuti pemanggilan kedua Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang direncanakan pada Senin 7 Desember 2020.

Dalam pelaksanaan pendataan tersebut, tim mendapati adanya pergerakan rombongan iring-iringan kendaraan yang berjumlah 10 rangkaian dari Perumahan The Nature Sentul, Bogor, kemudian tim langsung mengikuti pergerakan hingga masuk ke Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Juga: Terdengar Suara Rintihan Pasukan Habib Rizieq, FPI: Laskar Kami Dieksekusi di Tempat..

Tepat pada Minggu sekitar pukul 23.00 WIB, tim sebanyak delapan personel dengan fasilitas tiga kendaraan melakukan Pemantauan terhadap rombongan MRS dan melintas Tol Jakarta-Cikampek dengan jumlah rombongan sebanyak sembilan kendaraan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: