Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentolan FPI Rizieq Shihab Dikuntit Polisi, Mantan Petinggi BIN Endus Sesuatu

Pentolan FPI Rizieq Shihab Dikuntit Polisi, Mantan Petinggi BIN Endus Sesuatu Habib Rizieq Shihab (HRS) (tengah) tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). HRS beserta keluarga kembali ke tanah air setelah berada di Arab Saudi selama tiga tahun. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali ikut bersuara terkait peristiwa penembakan aparat kepolisian terhadap enam simpatisan Habib Rizieq Shihab (HRS) pada Senin (7/12/2020).

As'ad Said pun menjelaskan bagaimana seharusnya penguntitan atau dalam istilah dunia intelijen disebut sebagai penjejakan fisik (physical surveillance) dilakukan.

"Terjadinya aksi kekerasan antara bbrp anggota Polri dg FPI di Karawang, mengusik sy utk berbagi ilmu ttg "penguntitan". Istilah yg lazim dalam dunia intelijen adalah "penjejakan fisik" atau "physical surveillance". Tujuannya adalah utk mengetahui keberadaan lawan," ujar As'ad Said Ali melalui laman Facebook, dikutip, Selasa (8/12/2020).

Baca Juga: 6 Anak Buah Pentolan FPI Rizieq Tewas Ditembak, HNW: Allah Tidak Tidur

As'ad yang menjabat selama sembilan tahun pada era Presiden Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengatakan, jika penguntitan dilakukan menggunakan mobil, minimal yang digunakan dua kali lipat dari jumlah mobil yang diikuti.

"Kalau lawan curiga, penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil, tetapi tetap berpura pura tdk menjejaki ybs, misalnya mengatakan ada kesalah pahamanan," tulisnya.

Namun, jika penguntitan sampai berujung pada aksi kekerasan apalagi pembunuhan, menurutnya berarti ada misi lain. "Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam," katanya.

Wakil Ketua Umum PBNU Periode 2010-2015 ini mengatakan, Negara telah membentuk tIm pencari fakta. "Semoga team bisa menjelaskan apa yang terjadi demi "kebenaran". Rakyat nggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman covid-19," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: