Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta Seputar Wacana Penarikan Dana Muhammadiyah: 90% Warga Inginkan Bank Syariah Muhammadiyah

Fakta Seputar Wacana Penarikan Dana Muhammadiyah: 90% Warga Inginkan Bank Syariah Muhammadiyah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah berencana menarik seluruh dana yang tersimpan di Bank Syariah Indonesia. Nantinya, dana tersebut dialihkan ke bank syariah lainnya.

Berikut rangkuman beberapa fakta menarik tentag hal itu, Jakarta, Minggu (27/12/2020).

Baca Juga: Muhammadiyah Mau Tarik Dana, PKS Ingatkan Direksi Bank Syariah Indonesia

1. Muhammadiyah Terbitkan Juknis

PP Muhammadiyah menyatakan siap menerbitkan petunjuk teknis (juknis) terkait dengan dana amal usaha dan persyarikatan yang disimpan di Bank Syariah Indonesia. Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto, menyampaikan bahwa juknis tersebut akan diterapkan oleh seluruh pimpinan amal usaha Muhammadiyah di Indonesia.

"Dalam waktu dekat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan menerbitkan petunjuk teknis yang terkait dengan dana amal usaha dan Persyarikatan yang disimpan di tiga bank syariah pemerintah dan penempatan dana setelah BSI mulai beroperasi," kata Agung saat konferensi pers, Selasa (22/12/2020).

2. PP Muhammadiyah Minta Semua Cabang Taati untuk Tarik Dana dari Bank Syariah

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa kebijakan tersebut wajib ditaati seluruh cabang yang ada di daerah.

"Kepada pimpinan amal usaha Muhammadiyah dan pimpinan persyarikatan di semua tingkat hendaknya mengikuti kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah," ujar dia, Rabu (23/12/2020).

3. Warga Persyarikatan Ingin Punya Bank Syariah Muhammadiyah

Muhammadiyah melalui tim inisiator Bank Syariah Muhammadiyah mengeluarkan hasil survei mengejutkan. Dilaporkan bahwa 90% warga persyarikatan ingin agar Muhammadiyah memiliki bank syariah sendiri, yaitu Bank Syariah Muhammadiyah.

Keinginan tersebut muncul seiring dengan laporan adanya keinginan Muhammadiyah untuk menarik dana amal usaha dan persyarikatan yang selama ini ditempatkan di Bank Syariah Indonesia (BSI).

"Sembilan puluh persen (90%) mereka dengan tegas meminta kepada PP Muhammadiyah dalam Muktamar yang ke-48 (yang akan digelar) di Solo untuk merekomendasikan Bank Syariah Muhammadiyah," ujar Arifuddin, anggota tim 20 inisiator Bank Syariah Muhammadiyah, dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Jumat (25/12/2020).

4. Ini Alasan Muhammadiyah Ingin Punya Bank Syariah Sendiri

Arifudin membeberkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim 20 inisiator sepanjang 2020, terdapat 3.620 responden kelahiran antara tahun 1940 sampai tahun 2000 yang berasal dari Aceh hingga Papua dan Jepang terlibat dalam penelitian tersebut.

Sebanyak 78,4% responden adalah warga Muhammadiyah yang aktif dalam organisasi otonom (ortom), organisasi di luar ortom, maupun lembaga dan majelis di lingkungan persyarikatan. Sementara, sisanya adalah simpatisan dan masyarakat umum.

Mengenai bentuk lembaga keuangan bagi Muhammadiyah, hasil survei terpisah menunjukkan bahwa 90% ingin Bank Syariah Muhammadiyah, 21,2% ingin BPR Syariah, 17,3% ingin BMT, dan 10,6% ingin BTM.

"Tiadanya Bank Syariah Muhammadiyah selama ini menjadikan Muhammadiyah tak bisa menikmati pemanfaatan yang lebih banyak dari dana dana yang diparkir di lembaga keuangan lain," kata dia.

5. Bank Syariah Muhammadiyah Adalah Keniscayaan yang Harus Diwujudkan

Arifuddin menilai, bank tersebut akan mampu berperan sebagai pusat keuangan Muhammadiyah dalam mengembangkan perekonomian nasional.

6. Bagaimana Tanggapan Direktur Utama Bank Syariah Indonesia?

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia sekaligus Ketua Project Management Office (PMO) Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi, memastikan, sikap dan arah kerja Bank Syariah Indonesia pasca-efektif beroperasi pada tahun depan akan mengutamakan nasabah dan pelaku UMKM sebagai salah satu pilar penting perekonomian Indonesia.

"Bank Syariah Indonesia dan Muhammadiyah punya kesepahaman sama mengenai pentingnya peran UMKM untuk menciptakan kondisi perekonomian yang lebih baik dan adil di Indonesia. Kami akan mengembangkan dan melakukan pemberdayaan UMKM bersama-sama ke depannya," ujar Hery di Jakarta, Jumat (25/12/2020).

7. Bank Syariah Indonesia Ditargetkan Menyalurkan Pembiayaan untuk UMKM Minimal 23% dari Total Portofolio

Hery menegaskan, Bank Syariah Indonesia diproyeksi dan ditargetkan akan menyalurkan pembiayaan untuk UMKM minimal 23% dari total portofolio pada Desember 2021. Setelah itu, porsi pembiayaan dan pelayanan bagi UMKM akan terus ditingkatkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah.

"Bank Syariah Indonesia akan menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai dari fase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah. Dukungan bagi UMKM tidak akan berkurang, justru hendak ditambah dan diperkuat," ujarnya.

Sesuai program pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai, juga melalui sinergi dengan bank-bank Himbara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: