Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Istilah PSBB Ganti PPKM, Menko Airlangga: Tak Ganggu Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat

Istilah PSBB Ganti PPKM, Menko Airlangga: Tak Ganggu Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 tidak akan terganggu oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pemerintah diketahui memperkenalkan istilah PPKM dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa-Bali.

Meski begitu, Airlangga belum mau mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini, sebab masih baru memasuki hitungan hari. Namun, dipastikannya akan lebih baik dari kuartal IV-2020 yang bergerak di level minus 2,2 persen sampai minus 0,9 persen.

Baca Juga: Jawa-Bali Berlakukan PSBB Ketat, OJK: Industri Jasa Keuangan Tetap Beroperasi

 "Kuartal I ini kan baru 7 hari jadi tentu kita melihat berjalannya keseimbangan antara sektor kesehatan dan sosial ekonomi. Tapi kalau kita lihat bahwa prediksi kita di kuartal IV antara minus 2,2-minus 0,9 persen," ungkapnya, Kamis, 7 Januari 2021. 

Menurutnya, sentimen positif yang telah muncul di Januari 2021 akan terus berlanjut. Tercermin dari pergerakan nilai tukar rupiah yang masih mampu bertahan di level Rp13.900 per dolar AS serta Indeks Harga Saham Gabungan yang bergerak di level 6.128.

"Tentu kita melihat Januari effect yang kita lihat di proksi ekonomi yaitu di pasar modal hari ini. Kemarin sempat turun sedikit di sesi pagi, namun sesudah pemerintah jelaskan itu naik kembali dan sampai jam ini IHSG mencapai 6.128 ataupun sudah positif dan naik," tegas dia.

Selain pergerakan rupiah dan IHSG yang terus menguat, Airlangga menekankan, sentimen positif Januari 2021 masih akan terus berlanjut, didukung oleh data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali ke level ekspansif 51,3.

"Apalagi komoditi mencapai harga tertinggi. CPO ini 9 tahun harga tertinggi kemudian batu bara sudah US$70, nikel sudah naik. Komoditas yang belum naik hanya BBM karena Indonesia hanya impor BBM sehingga tentu ini akan untungkan Indonesia," ungkap dia.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, dia meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini mampu kembali pulih dan bergerak di kisaran 5 persen. Apalagi vaksinasi sudah mulai dilaksanakan pada kuartal I-2021.

"Menteri keuangan sudah laporkan realokasi anggaran karena kita tentu akan dorong vaksinasi tahun ini yang diharapkan selesai dan membutuhkan dana antara Rp65-73 triliun. Kemudian dengan demikian kita lihat langkahnya adalah langkah menengah dan panjang," ucapnya.

Airlangga menegaskan, kebijakan PPKM yang akan ditempuh pemerintah pada 11-25 Januari 2021 di Jawa dan Bali merupakan langkah yang terukur. Oleh sebab itu, kebijakan ini dipastikannya tidak akan mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

"Tentu pemerintah bertugas dan hadir untuk menjaga kehidupan baik sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga faktor ini diperhatikan dan kami optimis di kuartal I nanti. Jadi kita tidak hitung secara harian," ungkap Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: