Pemerintah China menerapkan langkah baru yang ketat, termasuk melakukan tes swab anal melalui lubang anus, di tengah melonjaknya kasus COVID-19 menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Melakukan tes swab melalui lubang anus menimbulkan perdebatan di kalangan pakar kesehatan China. Pemerintah menerapkan tes ini bagi mereka yang menjalani karantina di hotspot penularan COVID-19. Masa karantina bagi pendatang ke China diperpanjang menjadi satu bulan
Baca Juga: Anal Swab Test jadi Syarat Masuk ke Kota ini, Netizen: Aneh Kaps Dimasukan Dua Kali
Mereka yang dianggap perlu mendapatkan pengawasan ketat yaitu para pendatang dari luar negeri.
Mereka diharuskan menjalani empat tes yaitu tes darah, swab melalui hidung, tenggorokan, dan melalui lubang anus.
"Menerapkan tambahan swab melalui anal akan meningkatkan pendeteksian infeksi dan mengurangi kekeliruan diagnosis," kata Li Tongzeng, direktur asosiasi penyakit pernapasan dan infeksi pada Rumah Sakit You’an di Beijing.
Kepada media pemerintah Central Chinese Television, Dr Li mengatakan karena swab anal lebih menimbulkan rasa tak nyaman hanya diperuntukkan bagi mereka yang menjalani karantina di kawasan hotspot penularan COVID-19, termasuk distrik Daxing di Beijing.
Seorang warga dari kota Tangshan mengatakan kepada media setempat jika tes swab anal yang ia jalani "agak memalukan" tapi semuanya demi kebaikan sendiri.
"Tes berlangsung tak sampai 10 detik. Jadi bisa ditoleransi," ujarnya.
Douyacai, seorang mahasiswa yang baru kembali dari Korea Selatan, telah menjalani swab anal di Beijing pada hari ke-14 karantina.
Dalam utas di salah satu media sosial, Douyacai menyebut dirinya dites dua kali melalui lubang anus.
"Rasanya sangat malu. Tidak ada perasaan lain. Selamat menjalani," tulis Douyacai.
Winny, seorang mahasiswa yang kuliah di Australia, mengaku telah menjalani swab anal ini saat berada dalam karantina di kota Guangzhou.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: