Mentang-mentang Punya Hak Veto, China Terang-terangan Kasih Bekingan ke Myanmar!
Di Myanmar, Virus Corona telah menewaskan lebih dari 3.100 orang. Ini salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. “Kami menolak mematuhi perintah apa pun dari rezim yang tidak sah. Mereka tidak menghormati pasien,” bunyi pernyataan kelompok itu, dikutip Reuters.
Empat dokter yang menolak disebut identitasnya mengonfirmasi, mereka telah berhenti bekerja. Salah satu dokter yang berusia 29 tahun mengatakan, para tentara seharusnya kembali ke barak.
“Saya tidak memiliki jangka waktu berapa lama akan terus melakukan protes ini. Itu tergantung situasi,” kata dokter itu.
Sedangkan para pelajar dan pemuda juga bergabung dalam kampanye pembangkangan sipil beraksi di Facebook. Tak ketinggalan, ratusan petugas kesehatan, termasuk dokter senior, telah berpartisipasi dalam Gerakan Pita Merah.
Mereka mengenakan pita merah di pakaian untuk menunjukkan, menentang kudeta. Beberapa petugas medis juga memakai simbol seperti pita hitam sebagai protes tanpa suara.
Seperi diketahui, Senin dini hari (1/2/2021) waktu setempat, militer mengambil alih kekuasaan di Myanmar dalam sebuah kudeta. Mereka juga menangkap dan menahan Suu Kyi serta ratusan tokoh politik lainnya. Terutama yang berasal dari Partai NLD.
Kekuasaan kini dipegang Panglima Tertinggi Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. Sebanyak 11 menteri dan deputi, termasuk di bidang keuangan, kesehatan, dalam negeri dan luar negeri, diganti. Dalam rapat pertama kabinetnya pada Selasa (2/2/2021), Aung Hlaing mengulangi, pengambil alihan itu tak terelakkan.
Sejak kudeta, keberadaan Suu Kyi belum diketahui. Ratusan orang, termasuk Presiden Myanmar Win Myint, pengacara pribadinya, dan anggota Komite Pusat NLD, dilaporkan ditahan sebagai tahanan rumah. NLD menuntut pembebasan mereka dan meminta militer menerima hasil Pemilu November 2020.
Pemilu tersebut dimenangkan NLD. Namun, militer menuding pesta demokrasi itu berlangsung curang. Hal ini kemudian, menjadi alasan militer melakukan kudeta tak berdarah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto