Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bencana Silih Berganti, Kabar Duka Tiap Hari Menghampiri, SBY Ngajak Tobat Nasional!

Bencana Silih Berganti, Kabar Duka Tiap Hari Menghampiri, SBY Ngajak Tobat Nasional! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi -

Memasuki tahun 2021, bencana alam silih berganti menghampiri negeri ini. Mulai dari tanah longsor, gempa, sampai banjir. Sementara, pandemi Covid-19 terus memakan korban. Menghadapi situasi ini, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak masyarakat untuk tobat nasional.

Ajakan tersebut disampaikan SBY saat menyampaikan pesan-pesan perayaan Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili yang digelar Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), kemarin. Selain SBY, sejumlah pejabat ikut menyampaikan sambutan yang digelar secara virtual dan disiarkan melalui kanal YouTube Matakin tersebut. Seperti Wapres KH Ma'ruf Amin, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

SBY mengawali pidatonya dengan mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek serta berdoa semoga membawa kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan bagi segenap umat Konghucu dan juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Mantan Ketum Partai Demokrat ini kemudian mengajak masyarakat melakukan kontemplasi dan evaluasi terhadap kondisi dunia dan negara kita yang masih dilanda pandemi Covid-19, krisis ekonomi, serta bencana alam yang datang silih berganti.

Baca Juga: Marzuki Alie Buka-bukaan Pengakuan SBY: 'Bu Mega Kecolongan 2X'

Kata SBY, barangkali berbagai bencana itu datang karena kesalahan dan keserakahan kita dalam menjaga dan menggunakan sumber-sumber kehidupan selama ini, sehingga membuat ekosistem dan tatanan kehidupan berubah. "Akibatnya, kita menghadapi bencana alam, bencana kesehatan, dan bencana kehidupan secara bersamaan," ucapnya.

Karena itu, SBY mengajak masyarakat untuk bertobat. "Sebelum terlambat, kita mesti bertobat dan memohon maaf kepada Sang Pencipta, tidak mengulangi kesalahan kita dan ke depan sungguh merawat dan melestarikan bumi kita dan sumber-sumber kehidupan yang dikandungnya," ajaknya.

Memasuki 2021, bencana alam memang datang silih berganti. Dimulai dari longsor di Sumedang, banjir di Kalimantan Selatan, sampai gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. Sementara itu, pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020 belum juga hilang. Jumlah korban meninggal akibat virus asal China ini terus bertambah. Sampai kemarin, tercatat sudah 32.381 orang gugur. 

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan teringat dengan kisah klasik China tentang raksasa yang menyerang satu desa. Anies mengibaratkan pandemi dan bencana ini seperti raksasa dalam kisah tersebut. 

"Namun, dengan gotong royong, masyarakat desa bekerja sama mengusir raksasa yang mengganggu desa tersebut," kata Anies, saat menyampaikan sambutan di acara yang sama. 

Menurut Anies, kisah tersebut seolah relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Pandemi Covid-19 serta bencana alam di berbagai wilayah seharusnya menjadi momentum mengokohkan rasa persatuan dan memupuk optimisme. Anies kemudian mengutip pepatah kuno China tentang optimisme. 

"Orang optimistis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan. Sementara yang pesimis melihat kesulitan kalau di depannya ada kesempatan," ujarnya. 

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menilai, pandemi adalah momentum untuk mencari kesempatan dan peluang, supaya kembali tangguh dalam kondisi apapun. Saling menopang serta memupuk optimistisme menjadi salah satu cara melewati pandemi Covid-19.

Baca Juga: Omongan JK Jadi Buah Bibir, Anak Buah Jokowi Sewot: Manas-manasin Keadaan!

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menyerukan hal serupa. Menurut dia, berbagai bencana yang melanda Tanah Air harus dijadikan momentum untuk melakukan muhasabah juga bahu membahu dalam doa maupun donasi. 

Amirsyah mengatakan, seruan muhasabah ini tidak hanya berlaku untuk umat Islam, tetapi juga umat beragama lainnya. Hal ini penting sebagai ikhtiar agar bangsa Indonesia dijauhkan dari mara bahaya. "Muhasabah harus dilakukan secara jernih diiringi dengan permintaan ampunan kepada Allah SWT," kata dia.

Sebagai negara beragama, sudah sepatutnya selalu mengembalikan berbagai cobaan dan musibah kepada Tuhan yang Maha Esa. Tentu ini mesti diiringi dengan perilaku umat manusia yang tidak merugikan diri sendiri, orang lain, dan alam sekitar. Dia bilang, harus diakui kerusakan di muka bumi ini juga akibat ulah manusia. Oleh karena itu, perilaku tidak terpuji itu harus segera diakhiri agar bencana tidak terulang lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: