Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-hati Elon Musk! Mimpi Tinggal di Mars Sama Bahayanya dengan Tinggal di Kutub Selatan

Hati-hati Elon Musk! Mimpi Tinggal di Mars Sama Bahayanya dengan Tinggal di Kutub Selatan Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri SpaceX Elon Musk telah lama bermimpi untuk tinggal di Mars dan membangun peradaban manusia di sana. Tetapi, seorang ahli astrofisika asal Inggris Lord Martin Rees melihat impian Musk berbahaya.

Dilansir dari Sky News di Jakarta, Selasa (16/3/21) Musk baru-baru ini mengungkap bahwa kota di Mars bisa terbentuk tahun 2050 jika prosesnya dimulai lima tahun dari sekarang.

Rees merupakan astronomer royal sejak tahun 1995, ia mengkritik cita-cita Musk. Saat itu, ia sedang berbicara dalam panel diskusi di World Government Summit di Dubai bersama ahli astrofisika Amerika Serikat Neil deGrasse Tyson.

Baca Juga: Wah, Ternyata Pengaruh Elon Musk Atas Keputusan Investasi Orang Amerika Besar Banget!

"Satu-satunya alasan manusia pergi ke luar angkasa adalah untuk petualangan. Untuk hidup di Mars tidak akan mudah. Mars memiliki lingkungan yang tidak bersahabat," ujar Rees.

"Ide Elon Musk agar satu juta orang menetap di Mars adalah khayalan yang berbahaya. Hidup di Mars tidak lebih baik daripada tinggal di Kutub Selatan atau puncak Gunung Everest," lanjutnya.

Tyson juga berpendapat yang sama dengan Rees. Menurutnya, menghindari bencana besar di Bumi dan pindah ke Mars bukanlah hal yang realistis. Lebih baik, sumber daya tersebut digunakan untuk mencegah bencana besar itu di Bumi.

"Jauh lebih mudah membuat Bumi kembali menjadi Bumi daripada terraforming Mars," kata Tyson.

Terraforming merupakan proses untuk mengubah atmosfer, temperatur atau topografi permukaan planet agar mirip seperti Bumi.

Namun, tetap saja cara tersebut tidak efisien karena sulit dan membutuhkan sumber daya yang besar. Bahkan, menurut ahli, terraforming Mars membutuhkan 3.500 hulu ledak nuklir setiap harinya untuk meningkatkan atmosfer Mars agar ramah terhadap manusia dan juga mencairkan es di permukaan untuk mengeluarkan karbondioksida.

Meski demikian, menurut Tyson, eksplorasi luar angkasa merupakan hal yang penting untuk dikejar.

"Tidak ada kekuatan di Bumi sekuat eksplorasi luar angkasa yang mempengaruhi pikiran dan ambisi kita. Berpikir tentang masa depan adalah setengah dari apa yang mendorong masa depan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: