Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gandeng Mitra Asal Jerman, Jasa Sarana Komitmen Bangun TPPAS Nambo

Gandeng Mitra Asal Jerman, Jasa Sarana Komitmen Bangun TPPAS Nambo Kredit Foto: Jasa Sarana
Warta Ekonomi, Jakarta -

BUMD Jasa Sarana telah menentukan mitra asal Jerman untuk pengelolaan TPPAS Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yaitu EUWELLE Environmental Technology GmbH-mitra yang berpengalaman dalam pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan.

EUWELLE Environmental Technology GmbH telah menerapkan teknologi MYT (Maximum Yield Technology) di beberapa negara Asia seperti China dan Thailand. Saat ini, EUWELLE siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menerapkan teknologi tersebut, khususnya pada Proyek Nambo di Jawa Barat.

Baca Juga: Bakal Garap TPPAS Lulut Nambo, Investor Jerman Rogoh Kocek USD 133,3 Juta

Penggunaan Teknologi MYT dipilih karena kelebihannya dalam memanfaatkan secara maksimal proses daur ulang limbah sampah rumah tangga/perkotaan sehingga menghasilkan potensi energi maksimum yang dikombinasikan melalui inovasi teknologi tinggi dan terdiri dari 5 tahap: Waste Intake, Mechanical Processing, Biological Stage, Biological Drying, dan Mechanical Material Separation.

TPPAS Nambo adalah tempat pengelolaan sampah yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare dengan kapasitas sampah 1.800 ton per hari, diperuntukkan untuk mengelola sampah dari beberapa daerah Jawa Barat, di antaranya Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.

Menurut Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, beberapa output dari pengelolaan sampah rumah tangga tersebut berupa Refused Derived Fuel (RDF), Bulir Pupuk, dan Biogas. Produk RDF akan dijual sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk pabrik semen seperti Indocement; Bulir Pupuk dapat dijual ke PT Pupuk Indonesia atau masyarakat sesuai harga pasar.

"Hasil ekstraksi berupa Biogas pun dapat menjadi sumber energi terbarukan untuk pembangkit listrik demi menunjang tarif listrik EBTK yang lebih kompetitif melalui PLN," jelas Hanif Mantiq dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/3/2021).

Hanif kemudian menjelaskan bahwa pengolahan sampah yang ramah lingkungan ini merupakan pilot project persampahan pertama di Jawa Barat yang menggunakan teknologi pengolahan sampah modern.

Skema Proyek Nambo berupa Public Private Partnership (KPBU), yaitu alternatif pembiayaan selain APBD dari Pemerintah. PT Jasa Sarana sudah menjajaki skema pembiayaan untuk pembangunan TPPAS Nambo melalui sumber pendanaan dengan bermitra bersama IIF (Indonesia Infrastructure Finance), PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur), dan Bank BJB.  

Pembangunan Pengolahan Sampah Modern di Nambo ini adalah wujud dari komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyelesaikan permasalahan sampah regional perkotaan. Diharapkan, penerapan teknologi tinggi dalam pengelolaan sampah ini menjadi solusi dan menjadi contoh penanganan sampah di Jawa Barat maupun Indonesia. 

Konstruksi TPPAS Nambo akan dimulai pada tahun 2021 dan diharapkan dapat beroperasi secara optimal pada tahun 2022.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: