Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sedekah Rp84 Triliun, Harta Mantan Istri Jeff Bezos Justru Meroket Dua Kali Lipat!

Sedekah Rp84 Triliun, Harta Mantan Istri Jeff Bezos Justru Meroket Dua Kali Lipat! MacKenzie Bezos. | Kredit Foto: Twitter/Forbes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan istri dari pendiri Amazon Jeff Bezos, MacKenzie Scott pertama kali masuk ke dalam daftar miliarder Forbes satu tahun lalu dengan kekayaan USD36 miliar (Rp522 triliun). Kekayaan tersebut didapat Scott dari saham di Amazon yang dia terima saat perceraiannya pada pertengahan tahun 2019 dengan Jeff Bezos. Dia adalah orang terkaya ke-22 di dunia dan wanita terkaya keempat dalam daftar dunia.

Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (7/4/21) saat Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia tahun 2021, Scott yang sudah berusia 50 tahun, masih berada di peringkat 22. Tapi kekayaannya justru naik menjadi USD53 miliar, hampir 50% lebih dari setahun yang lalu, berkat 66% peningkatan nilai saham Amazon.

Baca Juga: Perkenalkan Denise Coates, Bos Wanita Judi Online Peraih Gaji Terbesar dalam Sejarah Inggris

Dan ini terjadi usai Scott berdonasi pada tahun 2020 sebesar USD5,8 miliar (Rp84 triliun) ke lembaga nonprofit. Kekayaannya yang lebih besar menjadikannya wanita terkaya ketiga di dunia, di belakang pewaris L'Oréal, Françoise Bettencourt Meyers yang memiliki kekayaan USD73,6 miliar, dan pewaris Walmart Alice Walton yang berharta USD61,8 miliar.

Upaya filantropi Scott tidak memiliki situs web sendiri dan sayangnya tidak jelas berapa banyak orang yang dia pekerjakan untuk meneliti organisasi dan mendistribusikan hibah. Meski demikian, dia bekerja dengan firma nonprofit Bridgespan, yang menjadi penasihat organisasi nirlaba dan filantropis.

Scott belum pernah diwawancarai sejak dia dan Jeff Bezos bercerai. Tetapi pada Mei 2019 dia menandatangani The Giving Pledge, sebuah janji untuk memberikan setidaknya setengah hartanya untuk tujuan amal selama hidupnya atau setelah dia meninggal.

Dalam surat Giving Pledge, dia menulis, “Pendekatan saya terhadap filantropi akan terus dilakukan dengan bijaksana. Ini akan membutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian. Tapi saya tidak akan menunggu. Dan aku akan terus melakukannya sampai brankasnya kosong."

Tantangan terbesarnya bisa jadi adalah upaya berkelanjutan untuk mengosongkan brankas ketika uang di dalamnya terus berlipat ganda.

Donasi Scott telah membantu 500 organisasi di seluruh AS, termasuk Puerto Riko, dari kolese dan universitas Black yang dulu terkenal hingga lembaga nirlaba bank makanan nasional, Feeding America.

Scott menulis usai memberikan dorongan besar pertamanya pada Juli 2020, dia meminta penasihatnya untuk mempercepat filantropi dalam membantu orang yang menderita pandemi.

Filantropi bukanlah satu-satunya minat Scott. Pada usia 6 tahun, dia menulis buku pertamanya, The Book Worm, sebuah novel 142 halaman. Dia lulus dari sekolah menengah setahun lebih awal dan belajar di Princeton, di mana dia mengambil jurusan bahasa Inggris.

Penasihat tesisnya adalah novelis pemenang Hadiah Nobel Toni Morrison. Setelah lulus, dia bergabung dengan hedge fund D.E. Shaw dan mulai berkencan dengan Jeff Bezos. Mereka berdua keluar dari perusahaan untuk pindah ke Seattle dan meluncurkan Amazon.com pada tahun 1994.

Seorang karyawan awal memberi tahu Forbes pada tahun 2019 bahwa Scott melakukan hampir semua hal untuk membantu mengembangkan Amazon. Nick Hanauer, investor awal di Amazon, sependapat.

“MacKenzie adalah mitra yang setara dengan Jeff di masa-masa awal,” katanya kepada Forbes pada 2019.

Scott kembali ke jiwanya yang merupakan seorang penulis dengan menerbitkan novel pertamanya, The Testing of Luther Albright, pada tahun 2005. Delapan tahun kemudian, dia menerbitkan novel lain, Traps. Hingga kini, Scott tidak menanggapi permintaan wawancara Forbes.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: