Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahli: Novel LWMK Karya Remaja 16 Tahun Dipastikan Bebas Plagiasi

Ahli: Novel LWMK Karya Remaja 16 Tahun Dipastikan Bebas Plagiasi Novel Live with My Ketos (LWMK) | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Novel Live with My Ketos (LWMK) yang masuk jajaran best seller di Tanah Air, karya dari seorang remaja pena Matcharay (16), dipastikan bebas plagiasi setelah melalui kajian ilmiah kebahasaan.

Menurut, Ahli bahasa dari Universitas Muhammadiyah Malang Eggy Fajar Andalas dalam keterangannya, Selasa (20/4/2021), setelah melalui kajian bahasa, novel yang akan segera diangkat ke dalam miniseri itu tidak dapat disebut plagiasi. Baca Juga: Ada-ada Aja! Menantu Trump Ngaku Ingin Bikin Buku, tapi Kok Isinya...

“Sebab dalam karya kreatif selalu ada pengaruh dari karya sebelumnya. Karya sastra tidak pernah lahir dalam ruang hampa tapi dipengaruhi dari hasil akumulasi pengetahuan penulis yang membaca karya-karya sebelumnya jadi selalu ada pengaruh karya terdahulu,” katanya.

Diketahui sebelumnya, karya tersebut sempat viral diduga telah memplagiat karya novel berjudul Regal karena ada beberapa fragmen yang mirip dengan novel LWMK yakni adagen pingsan di lapangan, tokoh di UKS, tokoh berkumpul di basecamp, dan saat tokohnya dicegat oleh musuhnya.

Menurutnya, adegan yang terjadi dalam novel tersebut sangatlah lazim di dunia remaja dan menjadi latar dalam novel bergenre teenlit.Baca Juga: Tidak Wajibkan Pendidikan Pancasila, Bamsoet Minta Pemerintah Revisi PP Nomor 57 Tahun 2021

“Kemiripan seperti ini tidak bisa dibilang klaim plagiat, kalau kemiripan bisa jadi iya. Kalau dibaca seluruhan, bobot plagiasi yang disangkakan juga bukan menjadi tema utama hanya fragmen-fragmen saja. Itu bukan inti utama dari gambaran keseluruhan cerita tapi fragmen-fragmen dalam novel,” katanya.

“Tidak bisa kemiripan diklaim plagiasi. Jika ada gambaran yang bisa jadi sama tapi bila ada originalitas, ekspresi estetis dalam pengungkapan, dan ada kreativitas pengarangnya itu juga tidak bisa dikatakan plagiasi. Termasuk ada pilihan diksi, modifikasi, dan karena terinspirasi,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama Penerbit Rainbook yang menerbitkan novel LWMK, Satya P. mengatakan pihaknya sangat anti terhadap praktik plagiarisme. 

“Kami tidak menoleransi jika salah satu buku yang kami terbitkan terbukti hasil plagiat. Kami pastikan bahwa kami akan melakukan tindakan kepada penulis kami jika bukunya terbukti hasil plagiat. Namun dalam novel LWMK setelah dilakukan investigasi dipastikan tidak ada plagiasi,” katanya.

Selain itu dalam perjanjian tertulis yang penerbit dan penulis tandatangani bersama sebelum buku diterbitkan, dengan jelas menyebutkan bahwa penulis menjamin bahwa karya yang akan diterbitkan adalah karya orisinal dari penulis, bukan hasil plagiat dari karya lain.

Pihaknya juga telah meminta pendapat ilmiah beberapa ahli bahasa, baik melalui referensi maupun pendapat langsung, untuk mengetahui apakah LWMK plagiat atau tidak. Hasilnya dipastikan bahwa tidak ada unsur plagiat dalam novel LWMK.

“Berdasarkan perspektif hukum tuduhan plagiat hanya boleh disematkan kepada seseorang atau karya jika sudah dapat dibuktikan dan mendapat vonis dari pengadilan. Tuduhan plagiat adalah tuduhan serius yang berimplikasi hukum,” katanya.

Pihaknya mengajak semua insan literasi, baik para penerbit, para penulis, dan pembaca buku, untuk bersama-sama mengembangkan dunia literasi Indonesia menjadi lebih konstruktif, kreatif, dan positif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: