Dinamika internal PDI Perjuangan menuju agenda politik Pilpres 2024 disorot. Teguran keras PDIP yang disuarakan Ketua Bappilu DPP Bambang Wuryanto ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lantaran dicap terlalu berambisi nyapres.
Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai, dinamika PDIP sebagai gambaran politik yang biasa. Namun, ia menganalisis bahwa dengan sentilan keras itu Ganjar sepertinya sedang diasingkan dan dikunci PDIP. Apalagi, menurut dia, PDIP sudah terang-terangan mengakui tak mengundang Ganjar di acara konsolidasi di Jawa Tengah karena eks Anggota DPR itu sudah kelewatan dan merasa sok pintar.
Baca Juga: Politik is Politik! Ganjar Diasingkan PDIP Gara-gara Kalahkan Putri Mahkota PDIP Puan Maharani
"Tidak diundangnya Ganjar dalam acara PDIP di Jateng. Di mana Ganjar posisinya sebaga Gubernur Jateng. Ini menandakan bahwa Ganjar sedang dikerjai oleh elite-elite PDIP," tutur Ujang kepada VIVA, Minggu (23/5/2021).
Ujang menekankan, dari manuver Ganjar memang terlihat yang bersangkutan mungkin memiliki niat nyapres di 2024. Hal ini didukung elektabilitas Ganjar yang bagus di sejumlah survei. Namun, ia menyebut Ganjar seperti mengecek ombak sendiri tanpa menunggu instruksi partai terutama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kata dia, Ganjar terkesan lupa bahwa ada putri Megawati, Puan Maharani yang juga digadang-gadang maju di Pilpres 2024.
"Ganjar diasingkan itu karena mungkin juga ada putri mahkota di PDIP yang dipersiapkan diri untuk maju di Pilpres. Puan mungkin akan didorong tuk ikut pencapresan. PDIP sepertinya ingin mengunci Ganjar," jelas Ujang.
Sementara, pengamat politik Hendri Satrio menganalisis, sebagai partai pemenang Pemilu 2014 dan 2019, PDIP memiliki perhitungan matang. Ia menekankan posisi Ganjar berbeda dengan Jokowi saat 2014 yang diusung mutlak PDIP.
Hensat, sapaan akrabnya, memprediksi memang PDIP lebih condong ke sosok Puan Maharani untuk Pilpres 2024. Dengan konsekuensi seperti itu, menurut dia, Ganjar harus melakukan dua hal yang salah satunya tetap menjaga elektabilitas.
"Ganjar tinggal melakukan dua hal menurut saya. Pertama, menjaga elektabilitas dia tetap tinggi sehingga mendapat dukungan dari masyarakat seperti saat Pak Jokowi yang akhirnya PDIP mendorong dia sebagai capres," tutur Hensat.
Lalu, hal kedua agar Ganjar disarankan tetap berupaya bekerja maksimal sebagai Gubernur Jawa Tengah. "Hal kedua yang dilakukan dia bekerja baik dan bagus. Kalau dia gagal melaksanakan dua hal itu, dia makin terpuruk," kata Hensat.
Sebelumnya, Ketua Bappilu DPP PDIP Bambang Wuryanto menyentil keras Ganjar karena dinilai berambisi nyapres. Bambang yang juga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu bilang Ganjar sudah kelewatan dan merasa sok pintar.
Alasan itu yang membuat Ganjar tak diundang saat acara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024. "Tidak diundang! (Ganjar Pranowo, red) wis kemajon (kelewatan), yen kowe pinter, ojo keminter (bila kamu pintar, jangan sok pintar-red)," kata Bambang Pacul, sapaan akrabnya dalam siaran pers seperti dikutip dari Antara, Minggu, 23 Mei 2021.
Dalam keterangan itu, Bambang menyindir Ganjar yang berambisi maju di Pilpres 2024. Namun, cara politik Ganjar seperti meninggalkan norma kepartaian.
Menurut dia, DPD PDIP Jateng sudah mengingatkan Ganjar bahwa terlalu ambisi dengan jabatan presiden tidak baik. Pun, Bambang bilang sampai sekarang belum ada instruksi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal Pilpres 2024. Sikap Ganjar yang mau nyapres justru dikhawatirkan mengganggu keharmonisan partai yang seharusnya wajib tegak lurus terhadap perintah ketua umum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum