Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Giliran Aktivis 98 Persoalkan Objektivitas Connie Soal Mafia Alustista

Giliran Aktivis 98 Persoalkan Objektivitas Connie Soal Mafia Alustista Prajurit Korps Marinir mengikuti Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan TNI Angkatan Laut Tahun 2020 di dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/11/2020). Apel pasukan tersebut digelar untuk memeriksa kesiapansiagaan prajurit maupun alutsista TNI Angkatan Laut guna menyambut tugas-tugas ke depan. | Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moti, turut mempersoalkan objektivitas pernyataan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie tentang mafia alutsista. Sebab, Connie kerap ikut terlibat dalam pengadaan tersebut. 

Baca Juga: Analisis Connie Bakrie tentang Pertahanan Dinilai Tak Objektif dan Politis

Melalui akun Twitter @motizenchannel, Moti berpendapat, hal lumrah bila publik nyoroti pemerintahan, termasuk belanja alutsista. Namun, menjadi permasalahan jika Connie yang juga bermain dalam pengadaan alutsista ikut berkomentar.

"Sobat, sah-sah saja publik mengawasi pemerintahan, termasuk mengawasi belanja Alutsista. Masalahnya jika Connie Rahakundini yang juga pemain Alutsista komentari mafia Alutsista," kicaunya, Sabtu (29/5) malam. 

"Publik nilai negatif, kredibilitas datanya diragukan. Dianggap karena enggak dapat bagian, lalu bikin ramai," cuitnya. 

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, sebelumnya juga  mengkritisi pernyataan Connie tentang mafia alutsista. Baginya, komentar tersebut sulit dianggap objektif dan berdasarkan fakta lantaran dia telah menjadi kader Partai NasDem.

"Soal posisi pengamat, ya, pengamat saja, enggak usah berpartai gitu, ya. Kalau berpartai, pengamatnya, ya, ditinggalkan sehingga perspektifnya, agar pendapatnya, pandangan-pandangannya objektif," ujarnya saat dihubungi, Kamis (27/5) lalu.

"Seperti pengamat kayak saya memilih untuk tidak berpartai. Kecuali kalau saya ingin memihak, jika saya ingin berpartai, ya, sudah (posisi) pengamat saya hilang," sambung Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.

Apabila kondisinya seperti sekarang, menjadi pengamat dan politikus pada saat bersamaan, maka orang cenderung melihat pernyataan Connie sarat pesanan.

"Akhirnya ketahuan, terbuka, kan, sesungguhnya ada pesanan tertentu," jelasnya. 

Menurut Ujang, Connie seharusnya membuka masalah tersebut melalui saluran-saluran partainya jika memang bertujuan membongkar praktik lancung dalam pengadaan alutsista. Melalui perwakilan NasDem di Komisi I DPR, misalnya. 

"Angkat saja kasusnya di partainya, ya, kan? Dorong saja di DPR untuk buka kasus itu. Berani tidak? Nah, itu lebih (menunjukkan sikap) seorang kesatria," tuturnya. "Persoalanya,  jangan-jangan partai sendirinya dapat (proyek alutsista)." 

"Mestinya dijaga roh, marwah sebagai pengamat. Itu (pernyataan Connie tentang mafia alutsista berarti) memilih untuk memihak," ucapnya.

Connie sebelumnya membongkar tentang dugaan adanya mafia alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) oleh Mr. M. 

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, belakangan meminta Connie melapor ataupun terbuka soal sosok Mr. M.

Di sisi lain, Connie diketahui menjadi kader NasDem, partai politik besutan Surya Paloh. Dia pun diketahui diplot sebagai Anggota Dewan Pakar DPP NasDem

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: