Pemasaran Digital Mulai Beralih, Ini Cara agar Tetap Cuan Tanpa Cookies
Cookies telah menjadi bagian penting dari pemasaran digital selama bertahun-tahun dan telah membantu banyak merek untuk mengidentifikasi target audiens, memahami kebiasaan mereka di situs webm dan melacak efisiensi dari kinerja kampanye mereka. Namun, hal ini memiliki harga–harga tersebut adalah privasi para pengguna.
Regulasi terkait privasi makin mengikuti perkembangan dan pelacakan tanpa cookie dengan cepat menjadi solusi yang diminati. Hal ini juga didorong oleh raksasa teknologi yang memperkenalkan metode pelacakan yang makin maju (menghindari data cookie), pengguna makin sadar atas data apa yang mereka bagikan ketika menelusuri internet, serta pemerintah mulai memperkenalkan batasan dan regulasi untuk mencegah eksploitasi data personal.
Baca Juga: Apa Itu Internet Marketing?
"Di masa depan yang bebas cookie, pengiklan tidak akan memiliki visibilitas jangka panjang atas informasi konsumen secara digital. Tanpa adanya visibilitas atas kegiatan dan preferensi konsumen, pelaku bisnis akan merasakan dampak di semua tahap dari pemasaran digital mereka. Pelaku bisnis yang mengandalkan hasil yang didasari pada data kini mengambil langkah untuk membangun koneksi data yang lebih andal dengan platform iklan mereka," ujar Anurag Gupta, Chief Operating Officer, ADA dalam tulisannya, Kamis (1/7/2021).
Facebook tengah membantu para pengiklan untuk beradaptasi dengan perubahan dalam ekosistem periklanan menggunakan solusi Conversions API dari Facebook. Conversions API didesain untuk mendukung pemilik merek memberikan hasil bisnis dengan transparansi penuh. Pengiklan dapat mengendalikan informasi apa yang dibagikan dengan Facebook dan membatasi ketergantungan pada browser untuk berbagi data.
Solusi ini pada dasarnya mengurangi ketergantungan terhadap cookies, sembari tetap menjaga keutuhan privasi pengguna. Conversions API memampukan pengiklan untuk mengukur dan mendapatkan laporan, menjangkau pengguna dengan minat yang tinggi, mengoptimalkan konversi.
Solusi ini juga akan mengizinkan pengiklan untuk mengendalikan data apa yang dibagikan dan frekuensinya dengan Facebook. API ini juga menjamin keandalan data dibandingkan dengan ketergantungan pada metode berbasis browser. Hal ini akan membantu pengiklan untuk memperoleh wawasan dan perspektif full-funnel dengan memanfaatkan situs web, offline, dan data CRM.
"Untuk memulainya, Anda perlu mempertimbangkan tujuan bisnis Anda saat menentukan data apa yang ingin digunakan karena menyertakan lebih banyak sumber data dapat menghasilkan strategi pemasaran yang lebih baik. Agar hal ini dapat terwujud, Anda membutuhkan perspektif full-funnel yang akan menjadi terbatas ketika peraturan privasi browser mulai diberlakukan," kata Gupta.
"Di sini, first-mover advantage sangat penting bagi pertumbuhan bisnis. Mereka yang mengambil risiko pada Q2-Q3 di 2021 akan dapat menguji sistem pelacakan dan pengukuran baru dalam versi beta, dan bersiap untuk menghadapi perubahan di 2022, dengan kemampuan untuk mengoptimalisasikan kinerja seiring berjalannya waktu. Keuntungan dari menguji beberapa mekanisme pelacakan mungkin menjadi kurang bernilai ketika mayoritas dari industri beralih kepada sistem pelacakan tanpa cookie," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: