Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berbisnis dari Keadaan Minus, Dewa Eka Prayoga Ingatkan Hal Ini Ketika Baru Memulai Bisnis!

Berbisnis dari Keadaan Minus, Dewa Eka Prayoga Ingatkan Hal Ini Ketika Baru Memulai Bisnis! Kredit Foto: Instagram/Dewa Eka Prayoga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha Dewa Eka Prayoga atau yang dikenal sebagai Dewa Selling bercerita bahwa ia pernah menderita penyakit langka Guillain–Barré Syndrome (GBS). Peran istri pun luar biasa dalam kehidupannya.

Saat bangkrut ditemani, saat sakit dirawat sepenuh hati. Padahal, biaya pengobatan GBS itu sangat mahal. Hingga pada suatu titik, Dewa Eka pernah koma. Ia pun mengalami pengalaman spiritual. Di tengah kesadarannya yang menghilang, Dewa Eka berbicara dengan dirinya sendiri.

Baca Juga: Semangat! Begini Caranya Biar Geliat Bisnis Enggak Kendur saat PPKM Darurat

"Ya Allah jika ini hari kematianku, apakah amal kebaikan yang kubawa cukup untuk bertemu dengan-Mu? Jika banyak dosa yang kubawa dan membawaku ke neraka, berikan aku kesempatan yang kedua untuk tidak menyia-nyiakannya,"

Setelah itu, Dewa Eka pun kembali sehat seperti sediakala. Setiap royalti dari bisnis langsung disedekahkan, langsung diberikan wakaf. Itulah mengapa Dewa Eka semangat membuat konten di YouTube, Instagram, dan lain sebagainya, karena ia ingin membawa manfaat kepada banyak orang.

Padahal saat itu, secara medis 80% keadaannya tidak memungkinkan untuk kembali sehat. Bahkan, 80% kemungkinannya hanya kematian. Tetapi mukjizat Allah itu nyata, itulah yang dialami Dewa.

Meski demikian, perjalanan bisnisnya tak semerta-merta menjadi mudah. Dewa pernah ditipu miliaran rupiah dengan seseorang yang melabeli dirinya 'Ustadz'. Karena itu, Dewa dalam YouTube video "Dewa Eka Prayoga, Bongkar Habis Rahasia Dewa Selling" bersama Helmy Yahya menyampaikan jangan terlalu 'buka-bukaan' dan terlau percaya dengan siapa pun. Karena justru yang 'menikam paling dalam' adalah mereka yang terdekat dengan kita.

Dewa Eka pun menyampaikan untuk menghindari penipuan, harus mencari tahu terlebih dahulu orang yang akan menjadi partner bisnis kita dengan mencari track record-nya, teman-temannya, bisnisnya, sosial medianya, lalu partner bisnis sebelumnya, pendapatannya, dan lain sebagainya. Helmy Yahya pun menambahkan jika partner bisnis sudah berbohong di hari pertama pertemuan, maka seterusnya akan terus berbohong.

Setelah itu, Dewa Eka membagikan tips berjualan. Dewa Eka mengungkap bahwa orang yang belum pernah mencoba jualan pasti bermasalah di mentalitas alias banyak takut.

"Kalau pengin mulai bisnis enggak usah banyak mikir, hajar aja dulu," ujar Dewa Eka. "Sambil berjalan baru belajar ilmunya," lanjut Dewa.

Sampai saat ini pun, Dewa masih belajar meski sudah jago dalam berjualan. Untuk meminimalisir risiko, Dewa berujar hindari sektor produksi terlebih dahulu.

"Buat temen-temen yang baru mau mulai, join aja dulu reseller atau dropship," tambah Dewa.

Setelah hasil dari penjualan mulai terasa, barulah bebas berkreasi ingin berbisnis apa.

"Kemampuan enterpreneurship yang utama adalah jualan," ujar Helmy Yahya.

Jika produk hanya menumpuk tetapi tidak bisa jualan, maka bisnis tidak akan berjalan. Dewa berujar apapun itu yang memiliki peluang usaha sudah pasti laris.

Jika ingin bergabung dengan reseller atau dropship, pastikan diajari jualan di Instagram, Facebook, dan lain sebagainya. Pastikan juga produknya membuat orang kembali membeli. Setelah itu lakukan riset sektor produk apa yang mendatangkan peluang usaha.

Dalam melakukan penjualan online, tidak bisa saklek di satu tempat. Jika berjualan fashion, maka tempatnya Instagram. Jika berjualan kamera, maka tempatnya di YouTube dan marketplace. Bahkan, WhatsApp pun bisa dijadikan tempat jualan bagi orang-orang yang biasa berbelanja impulsif seperti retail. Karena itu Dewa Eka melakukan penjualan di semua sosmed.

Saat ini, Dewa Eka memiliki kurang lebih 100 karyawan dengan 10 lini bisnis mulai dari pendidikan, buku, hijab yang dijalani istri, kosmetik, produk kesehatan, hingga desain grafis.

Dewa Eka menuturkan jika ingin memulai dengan personal branding, maka yang pertama adalah kompetensi, lalu yang kedua reputasi dan yang ketiga prestasi. Dewa menambahkan 'membungkus' ketiga hal itu dengan profesi, mengejar informasi dengan eksistensi, lalu yang terakhir konsistensi.

Jika orang-orang memulai bisnis dari nol, Dewa Eka memulai bisnis dari keadaan minus saat ia berusia 21 tahun. Di tahun itu pula ia menikah dalam keadaan minus, barulah kemudian mapan berkat kerja kerasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: