Luhut Pernah Berjanji Bantu Susi Berantas Maling Ikan, Faktanya Susi Malah Didepak dari Kabinet
Setelah beberapa waktu lalu Presiden Jokowi digelari "The King of Lips Service" oleh BEM Universitas Indonesia, orang terdekat di kekuasannya Luhut Binsar Pandjaitan diberi label sebagai "The King of Angin Sorga".
Gelar bernada siniran ini diberikan petinggi Partai Rakyat Adil Makmur (Prima). Gelar dari partai baru calon peserta pemilu diutarakan oleh Ketua Mahkamah Prima Binbin Firman Tresnadi, Minggu (1/8).
Kata Binbin, setelah pihaknya menelusuri di media massa, ternyata cukup banyak janji-janji kosong atau "angin sorga" yang pernah disampaikan pemabntu Jokowi yang menjabat Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) ini.
"Kami dapat menyebut setidaknya terdapat 13 angin sorga dari Menko Luhut selama menjabat Menko Maritim sejak tahun 2016," ungkap Binbin dikutip dari Rmol.
Pertama, pada tahun 2016 Luhut mengatakan bahwa Aramco akan membangun kilang di Balongan. Ternyata akhirnya gagal, Pertamina jalan tanpa Aramco.
Kedua, tahun 2017, pernah janji untuk membantu Menteri KKP Susi Pudjiastuti memberantas maling ikan. Faktanya pada tahun 2019 Susi tidak lagi jadi menteri KKP, dan sampai tahun 2021 ini maling ikan masih ada dan terus bertambah banyak.
Ketiga, pada tahun 2017 juga, Luhut janji bahwa harga garam petani tidak akan lagi di bawah Rp 750/kg. Faktanya harga garam pada tahun 2019 masih di bawah Rp 500/kg dan Bahkan tahun 2020 terus anjlok ke Rp 150/kg hingga Rp 400/kg.
Keempat, tahun 2017 janjikan setop impor garam, tapi yang terjadi sampai sekarang (2021) Indonesia masih impor garam sebanyak 3 juta ton.
Kelima, pada tahun 2017 menjanjikan investasi Qatar di Mandalika, tapi hingga tahun 2021 tidak ada kabar lagi tentang rencana investasi itu.
Keenam, tahun 2018 pernah menjanjikan Sungai Citarum akan bersih, faktanya hingga kini masih dipandang merupakan yang paling tercemar di dunia.
Ketujuh, tahun 2018 berjanji akan menyelesaikan masalah sampah plastik dan menjaga kebersihan laut. Namun demikian, yang terjadi adalah sampah plastik semakin banyak dan pada tahun 2021 disebut sebagai masa darurat sampah plastik
Kedelapan, tahun 2018 pernah menjanjikan tarif listrik tidak akan naik. Faktanya sejak tahun 2019, 2020, hingga 2021 tarif listrik setiap tahun selalu naik.
Kesembilan yang ditemukan Prima, pada tahun 2019 menjanjikan investor dari UAE akan bangun kilang Bontang. Faktanya, hingga kini tidak ada progress apapun, hingga di pertengahan 2021 Pertamina akhirnya memutuskan menghentikan pembangunan kilang Bontang.
Kesepuluh, tahun 2020 menjanjikan investasi 100 miliar Dolar AS dari Softbank untuk pembangunan ibukota baru. Ternyata beberapa hari kemudian langsung dibantah pihak Softbank.
Kesebelas, tahun 2020 meyakinkan bahwa kedatangan TKI China ke industri pengolahan nikel menguntungkan Indonesia. Tahun 2021 ekonom Faisal Basri menghitung bahwa ternyata 90 persen keuntungan industri nikel diboyong ke China.
Keduabelas, pada bulan Maret tahun 2021 Luhut menjanjikan pembangunan smelter Freeport-Tsinghan. Tapi faktanya sebulan kemudian deal gagal.
Ketigabelas, pada Bulan Februari tahun 2021 Luhut janjikan Tesla akan membangun pabrik di Indonesia. Ternyata beberapa minggu kemudian Tesla malah memutuskan investasi ke India.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: