Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika ke Junta Myanmar: Militer Hanya Buang-buang Waktu, Jangan Sampai...

Amerika ke Junta Myanmar: Militer Hanya Buang-buang Waktu, Jangan Sampai... Kredit Foto: Antara/HO/ Setpres-Muchlis Jr
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) menuduh jenderal-jenderal militer Myanmar mengulur waktu. Tuduhan itu disampaikan setelah pemimpin kudeta Min Aung Hlaing memperpanjang tenggat waktu pemilihan umum.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mendesak negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) meningkatkan upaya mereka untuk mengakhiri gejolak politik di Myanmar. Blinken menghadiri pertemuan menteri luar negeri negara ASEAN secara virtual pada pekan ini.

Baca Juga: Jenderal Kudeta Myanmar Berharap Temui Anak Buah Biden, Galang Kekuatan?

Dalam pertemuan khusus bulan April lalu ASEAN menyepakati lima poin rencana untuk mengatasi memburuknya situasi di Myanmar. Hal itu termasuk mengakhiri kekerasan dan menunjuk perwakilan khusus yang memimpin inisiatif diplomatik.

Namun kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan aktivis demokrasi terus berlanjut. Selain itu dalam pidato untuk memperingatkan enam bulan kudeta Min Aung Hlaing mengatakan militer akan terus berkuasa hingga Agustus 2023, pemilihan umum digelar satu tahun lebih lama dari yang dijanjikan.

"(Pengumuman itu) menjadi dorongan bagi ASEAN untuk meningkatkan upaya karena jelas junta Burma hanya mengulur waktu dan ingin memperpanjang jadwal untuk kepentingannya sendiri," kata seorang pejabat senior AS, seperti dikutip Al Jazeera.

"Semakin banyak alasan mengapa ASEAN harus terlibat dengan ini dan menegakan lima poin konsensus yang juga Myanmar tanda tangani," tambahnya.

Walaupun Min Aung Hlaing turut menghadiri pertemuan bulan April lalu, tapi kemudian ia menjaga jarak dengan pernyataan tersebut dan lebih dari 900 orang dibunuh dalam penindakan keras aparat ke pengunjuk rasa anti-kudeta.

ASEAN yang saat ini diketuai Brunei yang tidak memiliki banyak pengalaman diplomatik juga tidak dapat menunjuk perwakilan khusus. Pada Juni lalu blok tersebut dikritik keras setelah sekretaris jendralnya dan seorang diplomat senior Brunei berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan para jenderal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: