Jenderal Kudeta Myanmar Berharap Temui Anak Buah Biden, Galang Kekuatan?
Penguasa pemerintah militer Myanmar Min Aung Hlaing kembali berjanji menggelar pemilihan umum multi partai. Ia mengatakan, pemerintahnya siap bekerja sama dengan perwakilan yang ditunjuk Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN).
Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya yang disiarkan televisi. Enam bulan setelah militer mengkudeta pemerintahan sipil dan menahan pemimpinnya Aung San Suu Kyi. Ia juga menuduh partai Suu Kyi mencurangi pemilihan umum dan menyebutnya sebagai 'ekstremis'.
Baca Juga: Jenderal Kudeta Myanmar Deklarasikan Diri Sendiri Jadi Perdana Menteri
"Myanmar siap untuk bekerja sama dalam kerja sama Asean dengan kerangka kerja Asean termasuk berdialog dengan Perwakilan Khusus Asean di Myanmar," kata Min Aung Hlaing, Minggu (1/8/2021).
Ia juga kembali berjanji mengembalikan demokrasi, walaupun ia tidak menetapkan tanggal pastinya. "Saya menjamin persatuan didirikan berdasarkan federalisme dan demokrasi," katanya.
Pada 1 Februari 2021 lalu militer menggulingkan pemerintahan sipil terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Setelah partainya memenangkan pemilihan, militer menuduh pemerintah saat itu mencurangi pemilu.
Militer menegaskan, kudeta yang mereka lakukan sesuai dengan konstitusi. Namun, kudeta tersebut mendapat perlawanan keras dari masyarakat. Unjuk rasa dan mogok kerja melumpuhkan sektor publik swasta di negara tersebut.
Pemberontakan bersenjata di perbatasan-perbatasan Myanmar juga kembali bergejolak. Pihak berwenang militer menyebutkan oposisi mereka sebagai teroris.
"Saat ini, seluruh negeri dalam keadaan stabil, kecuali beberapa serangan teroris," kata Min Aung Hlaing dalam pidatonya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto