Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Electrifying Agriculture PLN Naikkan Omzet Petani Buah Naga Hingga 3 Kali Lipat

Electrifying Agriculture PLN Naikkan Omzet Petani Buah Naga Hingga 3 Kali Lipat Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program Electrifying Agriculture PT PLN (Persero) memberikan dampak positif bagi petani buah naga di kawasan Pacet, Mojokerto. Salah satu di antaranya Agus Mulyohadi, petani buah naga di Pacet yang mengungkapkan keuntungannya naik hingga tiga kali lipat.

Sebelum menggunakan lampu untuk penerangan di kebun, Agus panen satu kali setahun, yaitu sekitar bulan November-Desember. Hasil panennya hanya sekitar 20 ton dari lahan seluas 4,5 hektare (ha). Panen yang terjadi bersamaan dengan para petani lain membuat suplai buah naga melimpah dan harga anjlok. Buah naga saat musim panen dijual dengan harga berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram (kg).

Baca Juga: Perkuat Pasokan Listrik di Jawa dan Bali, PLN Habiskan Dana Rp1,2 Triliun

Dengan menggunakan lampu, tanaman buah naga dapat menjalani proses fotosintesis selama 24 jam. Hal inilah yang membuat buah naga di kebunnya dapat dipanen sepanjang tahun dengan hasil panen bisa mencapai 60 ton.

"Untuk harga kisaran Rp10.000 hingga Rp25.000 per kg karena di luar musim," kata Agus, Minggu (15/8/2021).

Meski ada investasi di awal pemakaian, Agus memastikan biaya itu lebih rendah dari hasil penjualan buah naga. Berdasarkan pengalaman tersebut, ia menyarankan para petani buah naga supaya menggunakan lampu sehingga dapat memaksimalkan hasil produksinya.

Terlebih, selama lebih dari empat tahun menggunakan listrik, keandalan pasokan listrik ke kebun buah naga terjaga oleh PLN. "Alhamdulillah listrik dari PLN sangat bisa diandalkan," ucap Agus.

General Manager PLN UID Jawa Timur, Adi Priyanto, memaparkan, PLN menawarkan berbagai program kemudahan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Mojokerto. Dia pun menyambut positif sektor pertanian yang menggunakan Electrifying Agriculture.

"Saat ini kami pun memiliki potensi 480 pelanggan sektor pertanian yang terdiri dari sumur sawah, bawang, hidroponik, kebun naga, dan kandang ayam dengan total daya 2,14 MVA," tambahnya.

Selain petani buah naga, PLN juga menerapkan Electrifying Agriculture berupa lampu untuk tanaman bawang dan hidroponik hingga pompa untuk irigasi persawahan dan tambak udang. Dengan total 690 pelanggan Electrifying Agriculture, konsumsi daya untuk program ini di Mojokerto telah mencapai 1.917.000 kVA.

Electrifiying Agriculture merupakan salah satu komitmen PLN melalui program PLN Peduli yang mencakup Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program ini mendorong petani untuk memanfaatkan teknologi guna meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan energi listrik.

Diharapkan, dengan memanfaatkan energi listrik, pertumbuhan tanaman pertanian akan lebih maksimal. Selain itu, Electrifiying Agriculture juga diharapkan mempermudah pengolahan infrastruktur pendukung pertanian ataupun peternakan dan perikanan.

Total akan ada 54 Program Electrifiying Agriculture yang tersebar di beberapa wilayah kerja PLN se-Indonesia (Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) dengan alokasi anggaran sebesar Rp4,8 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: