Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ibu-Ibu Wajib Tahu! Dokter Ini Ingatkan Akan Bahaya BPA

Ibu-Ibu Wajib Tahu! Dokter Ini Ingatkan Akan Bahaya BPA Kredit Foto: Unsplash/Shari

Terkait dengan masih banyaknya penggunaan BPA dalam kemasan plastik yang selalu digunakan dalam kehidupan berkeluarga, Dokter Farabi El Fouz  mengatakan dirinya berharap agar pemegang regulasi bisa memperhatikan hal-hal seperti, karena tidak ada toleransi bagi bayi, balita dan janin. Mereka adalah kelompok usia rentan yang mudah terpapar BPA. Itu  sebabnya sebaiknya agar pemegang regulasi mewajibkan ketentuan diberi label peringatan, agar wadah plastik yang mengandung BPA terdapat label peringatan agar tidak digunakan oleh bayi, balita dan janin. 

“Intinya kita berharap pemegang regulasi  memperhatikan hal tersebut. Saya perhatikan BPOM sudah mengeluarkan awareness  terhadap hal ini (BPA),  termaksud toleransi berapa itu di-mention oleh BPOM. Tapi kadang gini lho, Kita tahu BPA  bermasalah tapi tetap dipakai. Tempat- tempat yang memang bukan dikhususkan untuk tempat makanan dimungkinkan ada BPA, tapi dipakai juga untuk tempat makanan. Kontainer misalnya, itu bukan untuk wadah makanan tapi kadang malah untuk tempat sayuran.  Ini yang harus diwaspadai. Ini yang  membuat manusia masih bersinggungan dengan BPA, apalagi bahan makan tersebut dipanaskan atau dalam keadaan panas," jelasnya.

Dengan memperhatikan dampaknya, ia mengajak seluruh pihak untuk mengatahui dampak buruk BPA. Sebab jika terus dibiarkan maka akan ada pengaruh di jangka panjang dan membawa kerugian buat rakyat Indonesia. 

Sudah banyak penelitian terhadap bahaya BPA, di Amerika ada  korelasinya antara kematian dan tingginya paparan BPA. Terlebih hingga saat ini tidak ada cara yang efektif untuk menetralisir tubuh manusia dari cemaran BPA di dalam tubuh. 

Masih menurut dia, yang paling tepat untuk menghindari bahaya BPA adalah stop menggunakan wadah plastik yang mengandung BPA. Caranya bagaimana? Bisa dilihat pada kode daur ulangnya. Jika kode daur ulangnya nomor 7 dalam segita itu artinya bahan tersebut mengandung BPA. Atau ada tulisan PC pada bawah segitiga nya Selayaknya dihindari. 

“Selain itu kalau mau memakai wadah plastik sebaiknya hati-hati. Kita harus waspada dengan yang ada goresan, dengan goresan akan membuat luka plastic sehingga konten-konten dari  plastik masuk ke dalam makanan, hati-hati memasukan masakan yang panas, kadang-kadang masakan yang masih panas kita tumpahin ke wadah tersebut. Bisa menimbulkan migrasi BPA ke makanan, " katanya.

“Mungkin perlu juga logo restoran BPA free, dia harus punya kata-kata itu, jadi seandainya mau seafood ada pilihan 5, maka dari lima resto sea food tsb yang dipilih yg kontainernya BPA free,  selain itu yang harus dihindari adalah memanaskan bahan makanan yang ada di kontainer plastik, atau memasukan  bahan makanan  masih panas ke dalam kontainer plastic  yang menyebabkan BPA/kandungan bahaya lain bermigrasi ke dalam makanan dan minuman. Terus kalau bayi ya ASI ekskusif, sehingga tidak perlu kontainer -kontainer apa pun, seandainya mau memakai kontainer, pembawa itu wadah maka kaca jadi salah satu pilihannya. Jika mau pakai botol karena dianggap lebih mudah, maka pakailah yang BPA free. Ini yang perlu kita kampanye kan,” ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: