Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sisi Gelap Facebook Rusak Kesehatan Mental, Mark Zuckerberg Tolak Ubah Algoritma!

Sisi Gelap Facebook Rusak Kesehatan Mental, Mark Zuckerberg Tolak Ubah Algoritma! Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Facebook Mark Zuckerberg dilaporkan menolak membuat perubahan pada algoritma jejaring sosialnya meskipun para insinyur perusahaan mengatakan kepadanya bahwa itu mempromosikan konten yang memecah belah dan merusak kesehatan mental masyarakat.

Dokumen internal yang diperoleh The Wall Street JournalĀ sebagaimana dilansir dari Daily Mail di Jakarta, Jumat (17/9/21) menunjukkan karyawan Facebook khawatir bahwa algoritma itu mempromosikan konten yang membuat pengguna lebih marah dan lebih cenderung berdebat tentang politik atau ras.

Memo internal yang dilihat oleh Journal juga menunjukkan bahwa pejabat Facebook dibuat sadar bahwa Instagram adalah racun bagi gadis-gadis muda yang berjuang dengan masalah citra tubuh.

Baca Juga: Studi Terbaru Facebook: Indonesia Akan Memiliki 165 Juta Konsumen Digital di Akhir 2021

Facebook ditemukan telah menjalankan 'daftar putih' rahasia yang melindungi selebriti, politisi, dan pengguna VIP lainnya dari penegakan pedomannya jika mereka menyebarkan konten berbahaya dan jahat yang akan membuat orang lain dilarang.

Sebagian besar pendapatan Facebook dihasilkan dengan menjual data keterlibatan pengguna kepada pengiklan yang dapat menyesuaikan iklan mereka berdasarkan perilaku pengguna. Iklan tersebut kemudian diposting ke Facebook dan anak perusahaannya, Instagram.

"Informasi yang salah, toksisitas, dan konten kekerasan sangat lazim di antara pembagian ulang," tulis para peneliti dalam memo internal yang diperoleh Journal.

Zuckerberg telah menolak untuk menerapkan perubahan karena takut akan berdampak negatif terhadap keterlibatan pengguna.

Algoritma yang baru dirombakĀ  dirancang untuk memaksimalkan waktu yang dihabiskan orang untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman sehingga memperlambat penurunan jumlah komentar pengguna dari 2017, menurut Journal.

Perubahan itu juga membuat partai politik membuat sensasi konten yang mereka posting di Facebook untuk memaksimalkan eksposur online sesuai dengan algoritma baru, lapor Journal.

Zuckerberg tidak ingin mengubah algoritma yang telah dirombak beberapa bulan sebelumnya untuk meningkatkan interaksi sosial karena dia khawatir tentang data yang mengindikasikan pengguna kurang terlibat dengan platform.

Pada saat algoritma dirombak pada awal 2018, Facebook masih terguncang dari kritik luas yang memungkinkan informasi yang salah merajalela di platformnya, membantu Donald Trump memenangkan pemilihan 2016.

Zuckerberg khawatir bahwa angka yang menunjukkan orang menghabiskan lebih sedikit waktu di platform pada akhirnya akan membuat pengguna meninggalkan jejaring sosial sama sekali.

Bocoran penelitian yang diperoleh The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa setidaknya sejak 2019, Facebook telah diperingatkan bahwa Instagram merusak citra tubuh gadis-gadis muda hingga menimbulkan beberapa di antaranya mengalami kecemasan dan depresi.

"Remaja menyalahkan Instagram untuk peningkatan tingkat kecemasan dan depresi. Reaksi ini tidak terduga dan konsisten di semua kelompok."

Penelitian ini tidak hanya menegaskan kembali apa yang telah diakui publik selama bertahun-tahun, tetapi juga menegaskan bahwa manajemen Facebook tahu sebanyak itu dan secara aktif menelitinya.

Facebook juga dituding memonopoli kaum muda dan media sosial, sengaja menyembunyikan penelitian penting.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: