Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kubu AHY Senggol PDIP, Pasukan Jenderal Moeldoko Ikut Nimbrung: SBY Berbohong! Dia Bohongi..

Kubu AHY Senggol PDIP, Pasukan Jenderal Moeldoko Ikut Nimbrung: SBY Berbohong! Dia Bohongi.. Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru bicara kubu Jenderal Purn Moeldoko, Muhammad Rahmad, ikut menngomentari aksi Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, yang menyebut Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalang penggulingan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat menjabat sebagai presiden.

Namun kekinian, anak buah AHY tersebut telah meminta maaf. Baca Juga: Alamak! Megawati Digugat Rp40 Miliar oleh Mantan Anak Buahnya

Terkait itu, kubu Moeldoko menyinggung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang melakukan kebohongan.

"Ketika SBY maju capres tahun 2003, yang menumpang di Partai Demokrat, aneka kebohongan sebetulnya sudah terasa lazim dilakukan SBY. Tahun 2003 itu SBY menyatakan loyal kepada Presiden Megawati dan tidak maju sebagai capres, ternyata SBY berbohong ke Presiden Megawati. SBY menggunakan siasat terzalimi dan maju pilpres mengalahkan Presiden Megawati," katanya kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).

Baca Juga: Koar-koar Megawati Gulingkan Gus Dur, Herzaky Terpeleset Lidah

Lanjutnya, ia menyebut SBY berohong soal pendiri Partai Demokrat.

"Kebohongan fundamental lainnya adalah soal pendiri Partai Demokrat. SBY tidak terlibat sebagai pendiri PD pada 2001, akan tetapi pada Mukadimah AD/ART PD Kongres 2020, SBY menjadi founding father bersama Ventje Rumangkang dan menghilangkan 98 founding father lainnya. Kebohongan yang mungkin akan berbuah karma untuk SBY dan keturunannya," katanya.

Lebih lanjut, ia menyebut bentuk kebohongan SBY lainnya adalah manipulasi isi AD/ART Partai Demokrat tahun 2020.

Dalam isi tersebut, SBY memasukan namanya sebagai pendiri partai.

"Akan sangat sulit dipercaya kata-kata yang keluar dari mulut pembohong. Bentuk kebohongan yang nyaris sempurna adalah manipulasi isi AD/ART Partai Demokrat tahun 2020 yang memasukkan SBY sebagai pendiri dan keinginan SBY mempertahankan paham tirani, otoriter, dan oligarki, namun dibalut dengan tagline berkoalisi dengan rakyat dan mengaku menyelamatkan demokrasi. Mungkinkah SBY dan anak kandungnya, AHY, pelihara pembohong untuk mengelabui rakyat?" ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis (KaBakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, meluruskan pernyataannya tersebut, dia mengakui dirinya keliru memberi pernyataan, guna meredam kader serta loyalis PDIP.

"Yang saya maksud, Ibu Megawati menggantikan Gusdur. Saya mohon maaf kepada siapa pun yang tidak berkenan atas kekeliruan ini," katanya, Selasa (5/10/2021). 

Lanjutnya, ia menyebut tidak bermaksud menyerang Megawati dengan pernyataan tersebut.

Ia mengaku menaruh hormat kepada putri Presiden Soekarno itu.

"Saya ini pengagum Gus Dur dan NU. Saya juga hormat kepada Ibu Megawati sebagai mantan Presiden. Mohon maaf saya kepeleset lidah saat tanya jawab setelah konferensi pers," katanya.

Adapun Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Wanto Sugito meradang.

Ia mendesak, Herzaky kemudian didesak meminta maaf secara terbuka.

"Sebagai kader Banteng, saya sangat tersinggung dengan pernyataan Saudara Herzaky, Jubir Demokrat. Selain ngawur, Herzaky tidak paham sistem politik saat itu di mana MPR RI kedudukannya sebagai lembaga tertinggi. MPR itu terdiri dari DPR RI dan DPD RI. Jadi kalau mau main tuduh, harusnya ke Amien Rais, bukan ke Ibu Megawati," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: