Jenius, yang berada di bawah naungan PT Bank BTPN Tbk, meluncurkan program 'Jenius Aman' sebagai bentuk edukasi keamanan digital berkelanjutan. Dengan program ini, Jenius ingin meningkatkan literasi masyarakat terkait menjaga keamanan data pribadi.
"Kasus-kasus penipuan yang terjadi pada nasabah Jenius adalah kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial (social engineering). Oleh sebab itu, kami meluncurkan program Jenius Aman agar masyarakat teredukasi tentang keamanan data pribadi dan terhindar dari kejahatan siber yang terus berkembang," kata Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi dalam konferensi pers virtual Peluncuran Program 'Jenius Aman', Kamis (28/10/2021).
Baca Juga: Apa Itu Data Engineer?
Menanggapi kasus kebocoran data yang makin marak terjadi, Jenius mengetatkan langkah keamanan guna menghindari risiko tersebut. Irwan menjelaskan, Jenius membatasi hanya satu device yang dapat mengakses akun Jenius, langkah ini disebut one link device.
Kemudian, Jenius juga menutup akses login melalui situs 2secure.jenius.co.id dan menutup akses unlink device melalui aplikasi atau situs dan mengalihkannya ke Jenius Help 1500365 atau Kantor Cabang Sinaya Bank BTPN.
"Proses unlink device ini dapat diselesaikan dalam waktu dua jam dari yang sebelumnya membutuhkan dua hari kerja," jelasnya.
Selain itu, Jenius juga telah memiliki fitur keamanan lainnya seperti PIN, kata sandi atau password, autentikasi biometrik untuk masuk ke aplikasi Jenius, pengaturan limit transaksi, pengaturan PIN di setiap kartu debit, notifikasi yang menyeluruh dan dapat disesuaikan, fitur block dan unblock kartu debit Jenius melalui aplikasi, dan fitur Jenius Pay. Seluruh teknologi yang digunakan oleh Jenius telah memiliki standar internasional dan diawasi oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di sisi lain, berdasarkan hasil Jenius Study, hanya 1 dari 10 anggota masyarakat digital savvy yang memahami dan menyadari modus kejahatan siber rekayasa sosial. Kemudian, hanya 7 dari 10 anggota yang belum memahami nama dan tanggal kedaluwarsa yang tertera di kartu debit merupakan informasi penting. Padahal, 10 anggota masyarakat digital savvy pernah dihubungi oknum kejahatan siber di mana 1 dari 5 di antaranya terjebak dalam kejahatan tersebut.
"Oleh karena itu, kami meluncurkan program Jenius Aman, salah satunya dijalankan melalui kampanye edukasi #Datamurahasiamu yang berkolaborasi dengan pelaku industri digital lainnya," ujar Irwan.
Irwan kemudian mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak membocorkan data pribadinya kepada oknum yang tidak bertanggung jawab. "Rahasiakan data dan OTP. Terlepas dari data apapun data yang diminta, pihak bank tidak pernah meminta data pribadi masyarakat," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: