Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mampukan Kementerian Perekonomian Wujudkan Ekspektasi Pasar? (Bagian I)

Mampukan Kementerian Perekonomian Wujudkan Ekspektasi Pasar? (Bagian I) Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua pekan yang lalu Presiden Joko Widodo mengumumkan nama-nama menteri dalam susunan kabinetnya yang disebut Kabinet Kerja. Ekspektasi tinggi masyarakat terhadap kabinet tersebut sudah menjadi suatu keniscayaan.

Salah satu kementerian yang memiliki peran cukup krusial, yakni Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Presiden menunjuk Sofyan Djalil untuk menjadi nakhoda di kementerian yang sebelumnya dipimpin oleh Chairul Tanjung itu.

Sosok Sofyan Djalil bukan sosok yang asing lagi di dunia birokrasi pemerintahan. Pria asal Aceh itu pernah dua kali menjabat sebagai menteri, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia (2004--2007) dan Menteri Negara BUMN Indonesia (2007--2009).

Suami dari Ratna Megawangi itu juga sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Komisaris dan Direksi Indonesia (2001--2003), menjadi konsultan dan komisaris di sejumlah perusahaan swasta dan BUMN, serta menjadi dosen pascasarjana di Universitas Padjajaran dan Universitas Indonesia.

Pengamat pasar modal Reza Priyambada menilai reaksi investor di industri pasar modal domestik terhadap Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dalam Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla diproyeksikan positif.

"Seperti umumnya, pasar akan bereaksi positif setelah adanya kepastian susunan kabinet RI," ujar pria yang juga menjabat Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia.

Reza Priyambada menambahkan sosok Sofyan Djalil dan Bambang PS Brodjonegoro sejauh ini juga dipandang cukup baik. Apalagi, kedua sosok itu cukup memiliki pengalaman dalam bidang pemerintahan dan perekonomian. Ia mengharapkan Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK, terutama tim ekonomi, memiliki visi dan misi yang sama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

"Tumbuhnya ekonomi Indonesia tentu akan baik dampaknya bagi industri pasar modal Indonesia," kata Reza Priyambada.

Sementara itu, analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto mengharapkan bahwa agar investor tidak terlalu memiliki ekspektasi yang terlalu berlebihan terhadap pemerintahan karena bisa berdampak negatif ke depannya.

"Saat ini, ekspektasi pasar terhadap pemerintahan terlalu tinggi. Ini bahaya, kalau performanya tidak sesuai, pasar akan bergejolak," ujar David.

Apalagi, menurut dia, pemerintahan Jokowi-JK masih akan menghadapi tantangan politik mengingat dukungan di parlemen masih cukup minim. Padahal, dukungan dari parlemen dibutuhkan untuk merealisasikan program-programnya.

"Namun, diharapkan sentimen politik tetap kondusif sehingga ekonomi Indonesia bisa berjalan stabil," kata David. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: