Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tegas dan Gahar, Habib Bahar Mendadak Pasang Badan

Tegas dan Gahar, Habib Bahar Mendadak Pasang Badan Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada komentar tegas dan gahar dari Habib Bahar. Dia mendadak berani pasang badan dan di penjara untuk Indonesia.

Semua unek-uneknya dikeluarkan di YouTube Refly Harun, Rabu, 1 Desember 2021

Habib Bahar Bin Smith menyampaikan bahwa jika membicarakan tanah air maka Indonesia merupakan milik semua orang.

Baca Juga: Polres Bogor Tak Izinkan Reuni 212, Tim Rizieq Tetap Jalan Terus

Tak ada lagi sekat agama maupun suku yang ada di dalamnya. Semua dinilai sama.

Dan di dalamnya juga ada kewajiban membela tanah air. Kewajiban membela kebenaran.

"Kita sebagai bangsa, sebagai rakyat yang mencintai negara kesatuan NKRI wajib untuk membela tanah air sampai titik darah penghabisan," kata Habib Bahar.

Yang diperlukan Indonesia, menurutnya adalah satu pemuda yang memiliki rasa peduli pada bangsa dan rakyatnya.

Sehingga dia rela mengorbankan nyawa serta jiwanya demi Indonesia, dibandingkan seribu pemuda yang tidak ada rasa kepedulian sama sekali.

"Ana sering bilang. Ana Bahar bin Smith. Jangankan cuma dipenjara, demi bangsa, Bang Refly selama ini sama ceramah apa sih?" tuturnya.

Raut mukanya terlihat serius. Pandangan matanya terlihat tajam menatap Refly Harun.

"Apa? Yang saya bela rakyat yang susah, rakyat yang miskin," sambung Habib Bahar.

Dia menyampaikan bahwa sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di pondok, maka dia memahami tidak diperbolehkannya melawan pemerintahan yang sah.

Habib Bahar mengatakan di dalam Islam pun tidak diajarkan untuk melawan pemerintahan yang sah.

Namun, yang dilawan adalah tindakan tidak benar, kezaliman, serta kemungkaran, bukan menyerang pemerintahannya. 

"Karena apa? Rakyat negara yang rusak karena rusaknya pemerintah, rusaknya pemerintah karena rusaknya para ulama," ucapnya.

Hal itu dia jelaskan karena banyaknya ulama tidak memberikan nasehat kepada pemerintahan yang ada.

Mereka, para ulama, membiarkan kezaliman dan juga kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, berpihak pada asing, dan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

"Sehingga rusak lah, jadi rakyat rusak karena pemerintah, pemerintah rusak karena ulama, kenapa? karena banyak ulama yang diam," katanya.

Dia mengatakan bangsa tidak membutuhkan seribu pemuda yang tidak mempunyai rasa cemburu atau kesal saat melihat rakyat sengsara.

"Jadi kita nggak butuh kepada seribu pemuda yang tidak ada kecemburuan, yang tidak ada rasa kesal ketika melihat bangsa Indonesia, rakyat Indonesia sengsara, acuh begitu, kita nggak butuh," ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: