Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kazakhstan Tuduh Islam Radikal Tunggangi Kerusuhan Mematikan di Negaranya

Kazakhstan Tuduh Islam Radikal Tunggangi Kerusuhan Mematikan di Negaranya Kredit Foto: Reuters/Pavel Mikheyev
Warta Ekonomi, Almaty -

Pemerintah Kazakhstan pada Senin (10/1/2022) kemarin menuding para radikalis Islam termasuk di antara mereka yang menciptakan huru–hara besar di negara itu.

Kelompok Islam radikal tersebut dikatakan dilatih di luar negeri ikut gedung-gedung pemerintah dan pasukan keamanan pekan lalu.

Baca Juga: Mencekam, Suasana Kota Terbesar di Kazakhstan Seperti dalam Film-film Kiamat

Hingga Selasa (11/1/2022), polisi telah menahan hampir 10.000 orang untuk mengendalikan situasi.

Gedung-gedung pemerintah di beberapa kota sempat direbut atau dibakar minggu lalu ketika protes yang awalnya damai berubah menjadi kekerasan.

Aksi massa yang menentang kenaikan harga bahan bakar menjadi catatan kelam  dalam sejarah negara Asia Tengah pasca-Soviet.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev memecat kabinetnya, mengeluarkan perintah tembak dan mengumumkan keadaan darurat di negara kaya minyak berpenduduk 19 juta itu. 

Dia juga meminta blok militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan, yang menurut pemerintah telah dikerahkan untuk menjaga objek-objek strategis.

Tokayev akan mengambil bagian dalam konferensi video para pemimpin blok itu pada pukul 0700 GMT pada hari Senin.

Pihak berwenang pada hari Senin untuk pertama kalinya mengaitkan kekerasan dengan apa yang mereka katakan sebagai anggota kelompok Islam.

"Seperti yang ditunjukkan oleh peristiwa di Almaty dan beberapa wilayah lain di negara itu, Kazakhstan telah menjadi sasaran agresi bersenjata oleh kelompok teroris yang terkoordinasi dengan baik yang dilatih di luar negeri," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu menyebut bahwa menurut data awal, para penyerang termasuk individu yang memiliki pengalaman zona tempur militer di jajaran kelompok Islam radikal.

Namun kementerian itu tidak secara spesifik menyebutkan kelompok tertentu.

Media Rusia dan pemerintah, mengutip sebuah posting media sosial pemerintah, telah melaporkan bahwa 164 orang telah tewas. 

Otoritas kesehatan dan kepolisian tidak mengonfirmasi angka itu, dan unggahan media sosial asli telah dihapus.

"Saya pikir ada semacam konspirasi yang melibatkan kekuatan penghancur domestik dan asing tertentu," kata Menteri Luar Negeri Yerlan Karin kepada televisi pemerintah, Senin, tanpa menyebut nama tersangka.

Seorang mantan perdana menteri Kazakh mengatakan kepada Reuters pada hari Minggu bahwa Tokayev harus bergerak cepat untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya.

Sebab dia  tampaknya telah memutuskan hubungan dengan Nursultan Nazarbayev, pendahulunya yang kuat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: