Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Kuliner Asia Tenggara Capai Total Pendanaan 461 Juta USD pada 2021

Bisnis Kuliner Asia Tenggara Capai Total Pendanaan 461 Juta USD pada 2021 Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis kuliner di Asia Tenggara mencatat pendanaan senilai US$ 461 juta dari 49 pendanaan di 2021. Capaian ini meningkat signifikan dari yang sebelumnya senilai US$ 250 juta dari 36 pendanaan di 2020.

Berdasarkan hasil studi Alpha JWC Ventures dan DealStreetAsia bertajuk "Tapping into Indonesia's F&B Revolution", bisnis kuliner tersebut mencakup startup F&B atas layanan makanan dan minuman segar (fresh F&B), pesan-antar makanan (food delivery), pencari restoran (restaurant discovery app), dan layanan daring kebutuhan sehari-hari (online grocery services).

Baca Juga: Perkuat UMKM, CSR BRINS Sulap Plaza Kuliner Galaxy Bekasi

"Ketika perilaku konsumen berubah dan ekspektasi meningkat, perusahaan yang bersaing dalam industri ini juga akan menjadi lebih tangguh. Saya melihat hal ini sebagai siklus dinamis yang sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan inovasi di industri F&B," kata Partner Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi dalam keterangan tertulis, Kamis (10/2/2022).

Sementara di Indonesia sendiri, layanan fresh F&B dan online grocery services mengalami pertumbuhan paling cepat di antara kategori F&B lainnya selama pandemi. Dengan pertumbuhan tersebut, baik dari segi valuasi perusahaan maupun penggunaan produk, potensi pengembangan sektor kuliner masih terbuka lebar.

Laporan juga menemukan Indonesia saat ini tengah berada di era pertumbuhan (emerging) yang ditandai dengan munculnya banyak perusahaan kuliner berbasis teknologi. Hal ini dibuktikan dengan munculnya startup unicorn F&B pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, yaitu Kopi Kenangan.

Di sisi lain, minat investor mengembangkan startup F&B serta ekosistem pendukungnya kian menguat. Segmen F&B nonrestoran di Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi US$426 miliar pada 2030 mendatang.

Hal ini disebabkan berkembangnya layanan F&B pesan-antar yang terus beradaptasi dengan preferensi konsumen yang dipicu oleh pandemi. Gross Merchandise Value (GMS) pesan-antar makanan diproyeksikan akan mencapai US$ 14,1 miliar pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 21,5% pada 2020-2025.

"Startup F&B hadir untuk mengatasi masalah krusial yang dialami industri ini selama beberapa dekade ke belakang. Didorong oleh perkembangan teknologi dan perubahan perilaku selama pandemi, sektor ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat serta akan meningkat pesat dalam mendongkrak keuntungan," ujar Head of ASEAN Research DealStreetAsia Andi Haswidi.

Sebagai informasi, data yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari penelitian lapangan; wawancara dengan responden sejumlah perusahaan, seperti Alpha JWC Ventures, ESB, Hangry, dan Mangkokku; laporan industri; pengumuman perusahaan; laporan media; dan pengajuan peraturan di Accounting and Corporate Regulatory Authority Singapura, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Indonesia, dan DATA VANTAGE DealStreetAsia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: