Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korea Selatan Ubah Strategi Penanganan Covid-19, Ini yang Terbaru...

Korea Selatan Ubah Strategi Penanganan Covid-19, Ini yang Terbaru... Seorang guru sekolah yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memandu siswa yang datang untuk Tes Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi (CSAT) tahunan, ujian masuk universitas nasional, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di sebuah sekolah di Seoul, Korea Selatan 18 November 2021. | Kredit Foto: Reuters/Jung Yeon-je
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Selatan mengubah strategi penanganan Covid-19 mulai Kamis (10/2/2022). Perawatan di rumah sakit hanya untuk pasien berusia 60 tahun ke atas atau dengan kondisi khusus.

"Skema sebelumnya tidak lagi realistik dengan adanya keterbatasan sumber daya kami, dan ini mengurasi biaya sosial dan ekonomi begitu besar dibandingkan dengan kebutuhan kesehatan," kata Son Young-rae, juru bicara Kementerian Kesehatan Korsel, Rabu (9/2).

Baca Juga: Dua Menteri Pertahanan Amerika dan Korea Selatan Bertemu Bahas Korea Utara

"Tujuan dari sistem respons kami yang baru terhadap omikron adalah meminimalisasi kasus berat dan kematian dengan memusatkan perhatian pada diagnosis dan perawatan kelompok berisiko tinggi, dan mencegah kejenuhan dan keruntuhan kapasitas kesehatan kami," katanya menambahkan.

Selama ini Korsel dianggap sebagai salah satu kisah sukses penanganan Covid-19. Ini berkat sistem uji dan pelacakan yang agresif, ditambah pembatasan sosial dan pemakaian masker.

Namun, seiring penyebaran varian omikron yang amat pesat, mulai Februari ini pemerintah mengubah strateginya. Perubahan itu dari sistem uji dan pelacakan ke monitor mandiri, diagnosis, dan perawatan di rumah.

Mulai Kamis, pemerintah hanya akan memberikan perawatan kepada pasien berusia 60 tahun ke atas atau pasien dengan kondisi khusus. Sedangkan di luar kelompok itu, pasien harus memonitor diri sendiri. Mereka diminta mendatangi klinik yang ditunjuk jika kondisi memburuk.

Kotak medis termasuk alat pengukur saturasi oksigen, termometer, dan obat demam kini hanya akan diberikan kepada pasien dari kelompok prioritas. Sebelumnya, semua fasilitas itu diberikan kepada seluruh pasien yang melakukan isolasi mandiri. Sedangkan orang yang terinfeksi namun tanpa gejala atau bergejala ringan harus membeli fasilitas itu dengan uang sendiri.

Saat ini pemerintah memperkirakan, ada 13,5 persen kasus baru yang masuk klasifikasi kelompok berisiko tinggi. Pada Rabu, kasus harian menembus rekor 54.122 kasus. Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) menyebutkan, jumlah kasus total di Korsel mencapai 1.185.361 kasus dalam populasi 52 juta jiwa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: