Kredit Foto: Istimewa
Istilah Kuda Hitam belakangan mencuat, seperti terlihat dalam tren pencarian Google Search. Ini gara-gara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Di depan para anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek), AHY meminta para anggota Dewan PD ini memposisikan diri sebagai kuda hitam yang tak diperhitungkan tapi memenangkan pertandingan Pemilu 2024 (13/2).
Partai Demokrat memiliki sekitar 1.900-an anggota Dewan di seluruh Indonesia, dengan total konstituen mencapai lebih dari 10 juta orang.
"Istilah kuda hitam sering dipakai untuk menggambarkan orang yang dianggap enteng, tapi ternyata memenangkan kompetisi," jelas pengamat political branding lulusan LSE Inggris, Diska Putri Pamungkas, M.Sc.
Istilah Kuda Hitam, urai Diska, "Berasal dari kisah Alec Ramsey, pada tahun 1946. Alec terdampar di pulau terpencil bersama seekor kuda hitam yang gagah. Mereka membangun ikatan batin yang kuat sampai pertolongan datang, dan kembali ke Amerika Serikat. Alec berlatih mengikuti pacuan kuda dengan pelatih kuda Henry Dailey. Kuda hitam legam yang ia bawa dijuluki The Black Stallion."
Karena dianggap misterius, cerita Diska lebih lanjut, "Black Stallion memulai debutnya dalam pacuan yang diikuti oleh kuda-kuda non silsilah. Sebagai pendatang baru, Alec dan the Black Stallion dipandang sebelah mata.
Penonton lebih menjagokan Cyclone dan Sun Raider, dua kuda pacu yang selama ini mendominasi pertandingan. Diluar dugaan the Black Stallion masuk garis finish pertama, mengalahkan keduanya. Legenda kuda hitam pun berkembang."
Mengomentari AHY yang tampil dengan kemeja dan jas serba hitam (all black suit) saat hadir dalam panel talk show Indonesia Bangkit yang diselenggarakan TV One (14/2), Diska menandaskan, "Secara visual branding, ini bisa dibaca AHY hendak menegaskan posisinya sebagai Kuda Hitam dalam kontestasi pemilu 2024."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat