Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Lebih Murah, BNI Segera Migrasikan Transaksi Ritel ke BI Fast

Biaya Lebih Murah, BNI Segera Migrasikan Transaksi Ritel ke BI Fast Kredit Foto: BNI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) meyakini transaksi digital ritel masyarakat semakin meningkat seiring dengan implementasi BI Fast Payment. Kapasitas BI Fast pun dibuat sudah sangat kuat untuk menampung transaksi maksimum masyarakat Indonesia. 

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menuturkan, pihaknya mempersiapkan BI Fast untuk dapat menjawab kebutuhan maksimal transaksi digital masyarakat Indonesia. Terlebih, BI Fast didesain sebagai inovasi transaksi pembayaran cepat, mudah, murah dan aman sebagai game changer yang menjawab kebutuhan masyarakat.

“Saat ini, kami sediakan BI Fast sebagai pembayaran ritel yang menjawab kebutuhan transaksi setiap saat tanpa batasan tempat. Ini menjadi game changer untuk ekosistem pembayaran digital. Saat bank sudah full maka transaksi akan naik 811 juta transaksi. Tapi itu tetap masih di bawah kapasitas penuh yakni masih 50% dari BI fast sendiri,” katanya di Jakarta, Rabu (9/3/2022). Baca Juga: Hore! Peserta BI-FAST Nambah 22, Transfer Dana jadi Makin Murah Coy

Adapun, Filianingsih menuturkan masyarakat saat ini mulai banyak yang beralih pada transaksi digital karena infrastruktur mampu menjawab kebutuhan yang cepat, mudah, murah dan aman. 

“Dengan perkembangan tersebut, kami pun telah memiliki rencana yang sangat strategis bagi BI-Fast ini. Kami akan secara bertahap mengembangkan transfer debit, request for payment, dan bahkan uang elektronik, dan bahkan cross border,” katanya.

Sementara itu, Direktur IT & Operasi BNI Y.B. Hariantono menuturkan BI Fast merupakan terobosan yang sangat bermanfaat bagi nasabah khususnya dari segi biaya transaksi yang mencapai Rp2.500 per transaksi.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi yang nantinya akan menjadi sumber pendapatan bagi bank untuk dapat terus meningkatkan pendapatan dalam hal pengembangan teknologi lebih berkelanjutan.

“Dapat kami sampaikan bahwa rata-rata investasi teknologi informasi bank-bank nasional itu di kisaran 4% dari total revenue. Belanja modal teknologi inilah yang digunakan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan digital banking di Indonesia,” katanya. 

Hariantono menuturkan perseroan pun menjadi kelompok bank yang pertama mengimplementasikan BI Fast Payment akhir tahun lalu. Perseroan pun aktif melakukan penyesuaian sistem agar implementasi BI Fast tidak mengurangi kualitas layanan transaksi ritel nasabah yang telah berlangsung. Baca Juga: Dorong Ekspor Produk UMKM Indonesia, BNI Gandeng TradeBeyond Limited

“Ke depan kami akan bertahap semua transaksi ritel itu akan kami pindahkan ke BI fast. Kami lakukan akselerasi dengan BI Fast ini," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: