Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Berpotensi Menjadi Lokomotif Pengembangan Industri Digital

Indonesia Berpotensi Menjadi Lokomotif Pengembangan Industri Digital Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memiliki penduduk terbanyak ke empat di dunia dan 50 persen diantaranya merupakan pekerja dengan menggunakan skill membuka kemungkinan perkembangan industri digital akan terjadi secara cepat.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara mengatakan hal terserbut didorong dengan adanya survei yang menyebutkan 197 juta atau 74 persen dari penduduk Indonesia tersambung ke Internet.

Baca Juga: Telak! "Borok" Jokowi Soal BLT Terbongkar, Orang Demokrat Bandingkan dengan Era SBY

"Indonesia memiliki sederet potensi  untuk menjadi lokomotif pengembangan industri digital, indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke 4 di dunia dan 50 persen diantaranya adalah skill worker," ujar Tirta dalam Webinar Financial : Keuangan Digital Kian Canggih, Selasa (5/4/2022).

Tirta menyebut, dari penduduk Indonesia telah tersambung ke internet dari jumlah tersebut 95 persen  pengguna internet tadi mengaku terhubung internet setiap hari dan 20 persen diantaranya itu terhubungnya lebih dari 8 jam sehari.

Selain itu, jumlah pengguna internet Indonesia di awal 2022 ini 204,7 juta. Menurutnya catatan itu sebagai dorongan dari dalam, sementara itu untuk dorongan dari luar Covid 19.

'Covid-19 telah memaksa kita berubah dalam berinteraksi dengan sesama, intensitas pertemuan fisik jadi terbatas, dan digitalisasi menjadi opsi dalam model bisnis baru," ujarnya. 

Baca Juga: Aminkan Suara Amien Rais Soal Jokowi Megalomania, Rocky Gerung: “Kegaduhan” Ini Bersumbu dari Dia!

Lanjutnya, fenomena tersebut yang kemudian mendorong lembaga keuangan untuk beradaptasi  dalam rangka mempertahankan eksistensin6a serta memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih efisien dan tatap aman, cepat serta mengedepankan faktor kesehatan atau keselamatan diri ditengah situasi pandemi.

Tirta mengatakan, di sektor perbankan adanya tren penutupan kantor cabang dan penurunan pembukaan ATM baru, kantor bank telah bertranformasi menjadi brachles banking dan terus mengintensifkan pemanfaatan teknologi informasi dengan mengadopsi bisnis digital banking.

"Dengan prinsip anytime, anywhere banking yaitu layanan perbankan yang memungkinkan interaksi antara nasabah dan perbankan dilakukan kapan saja dan dimana saja ini telah menjadi semakin mengemuka," jelasnya.

Baca Juga: Pak Jokowi, Tolong Kegaduhan Politik Terus-terusan Terjadi... Anda Diminta Tiru Pak SBY

Lebih dari itu, belakangan ini juga mulai terlihat intermediasi dana masyarakat telah bertranformasi dengan munculnya fintech peer to peer landing. Perkembangan fintech p2p lending yang menemukan pemberi dan penerima secara virtual dan menjadi  semakin marak.

Hingga Februari 2022, Tirta menyebut akumulasi penyaluran pinjaman fintech p2p landing sudah mencapai Rp326 triliun, sehingga nilai outstanding di akhir februari lalu sebesar Rp35 triliun.

Sementara itu, pada sektor pasar modal kemunculan security crowd funding sebagai platform berbasis teknologi informasi telah menjadi alternatif sumber pendanaan yang cepat, mudah, dan murah bagi generasi muda atau startup dan UMKM yang belum bankable

"Selama 2021 telah terdapat 193 penerbit efek yang melakukan penghimpunan dana melalui security crowd funding dengan nilai penghimpunan dana Rp412 miliar dan sudah melibatkan 94 ribu investor," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: