Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polemik dengan dokter Terawan, IDI 'Disemprot' Arief Poyuono Sampai Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini

Polemik dengan dokter Terawan, IDI 'Disemprot' Arief Poyuono Sampai Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini Kredit Foto: Arief Poyuono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di antara isu yang cukup menghiasi lini masa pemberitaan akhir-akhir ini adalah pemecatan dokter terawan dari keanggotan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Tanggapan-tanggapan tentu berkisar pada kubu yang mendukung dan menolak.

Bagi yang menolak pemecatan dokter Terawan ini berkisar pada alasan bahwa Terawan adalah salah satu anak bangsa terbaik dengan gebrakan di dunia medis, sedangkan yang kontra termasuk IDI adalah berkisar pada metodologi penelitian terawan pada terapi yang disebut “cuci otak” dianggap bermasalah dan tidak direkomendasikan untuk dilakukan.

Mengenai polemik ini, Politisi Parta Gerindra, Arief Poyuono memberikan tanggapannya.

Arief menganggap bahwa pemerintah perlu membuka pintu untuk dokter asing ke Indonesia untuk melakukan praktiknya.

Baca Juga: Tolak Penundaan Pemilu dan Tiga Periode Itu Lewat Aksi Nyata, Mohon Diingat Betul Pak Jokowi!

Hal ini menurutnya perlu dilakukan karena IDI mulai dipertanyakan mengenai kompetensinya bahkan menyinggung soal “Rebutan Lapak” sesama dokter.

“Ngeri kalau membaca polemik para dokter IDI soal kasus pemecatan Terawan. Sebaiknya pemerintah segera buka pintu buat dokter asing bisa melayani konsumen rakyat Indonesia di dalam negeri. Agar kita banyak pilihan bukan hanya pada dokter-dokter IDI yang kompetensinya gak jelas seperti yang kita saksikan saat ini," ujar Arief dalam keterangan pers tertulis yang wartaekonomi.co.id terima, dikutip Jumat (8/4/22).

Arief menyatakan selama ini masyarakat tidak punya pilihan selain memilih dokter yang berada di IDI untuk berobat.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: