Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Parpol Pede Bentuk Koalisi Besar, Arief Poyuono Pesimis: Apa Benar Semua Rakyat Indonesia Simpati Sama Jokowi?

5 Parpol Pede Bentuk Koalisi Besar, Arief Poyuono Pesimis: Apa Benar Semua Rakyat Indonesia Simpati Sama Jokowi? Kredit Foto: Twitter/Arief Poyuono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menanggapi isu wacana pembentukan koalisi besar yang diinisiasi oleh partai politik (parpol) pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia pesimistis koalisi itu bakal menang di Pemilu 2024.

Seperti diketahui, usai pertemuan antara lima ketum parpol dengan Jokowi beberapa waktu lalu, muncul wacana penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Kedua poros ini berisikan Partai Golkar, PAN, PPP, Gerindra, dan PKB.

Baca Juga: Tergiur dan Ngarep Diajak Gabung Koalisi Besar Kubu Jokowi, Tekad PSI Nggak Main-main: Tetap Dukung Ganjar

"Enggak ada sejarahnya dalam reformasi, ya, pilpres langsung, koalisi besar parpol itu calonnya bisa menang," ujar Arief Poyuono dalam keterangan di Jakarta, Rabu (5/4).

Arief mencontohkan yang pernah menggunakan koalisi besar itu, salah satunya Prabowo Subianto saat Pilpres 2014, tetapi kalah.

"Koalisi besar itu hanya menang kalau calon presidennya incumbent, seperti Pak SBY dan Pak Jokowi periode kedua," lanjutnya.

Arief menyebut walaupun koalisi besar seperti 2014 didukung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku presiden masa itu, Prabowo-Hatta tetap tidak menang pilpres.

Dalam situasi politik kekinian menjelang Pilpres 2024 pun, Arief berpendapat koalisi besar bakal sulit menang karena akan menjadi lawan bersama rakyat.

Selain itu, koalisi besar juga bisa di-framing seakan-akan penindas yang kecil-kecil dan zalim. "Justru koalisi yang tidak besar itu lebih banyak mendapat simpati dari masyarakat," tuturnya.

Terlebih lagi, wacana koalisi besar sekarang digulirkan partai-partai pendukung pemerintah. Sebab, belum tentu juga pemerintahan hari ini dinilai benar oleh masyarakat.

"Kita enggak tahu, seperti api dalam sekam, apa benar semua rakyat Indonesia simpati sama Jokowi? Kan, belum tentu. Apa benar, misalnya, rakyat simpati sama Anies, atau Ganjar, maupun Prabowo? Kan, belum tahu," lanjutnya.

Baca Juga: Gerindra Nampak Serius Soal Wacana Koalisi Besar Bahkan Sudah Bahas Capres: Itu Bukan Sesuatu yang Sulit

Menurut Arief, koalisi besar itu hanya terbukti menang Pilpres ketika digulirkan oleh calon presiden petahana.

"Jadi, enggak ada sinyalnya koalisi besar itu menang dalam sejarah pilpres di Indonesia, kecuali incumbent yang membawa koalisi besarnya," ucap Arief Poyuono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: