Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trend Bearish dan Penurunan Menghiasi Akhir Pekan IHSG di Level 7.196, Begini Kata Pakar

Trend Bearish dan Penurunan Menghiasi Akhir Pekan IHSG di Level 7.196, Begini Kata Pakar Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan tren penurunan, setelah kemarin kembali terkoreksi 0,49% ke level 7.196.

"IHSG dapat melanjutkan tren turun jangka pendek dengan target yang diperkirakan di level 7.085, karena saat ini beberapa indikator teknikal berada dalam momentum bearish," kata analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, dalam riset harian untuk perdagangan Kamis (28/4).

Baca Juga: IHSG Balas Dendam! Langsung Ngamuk pada Pembukaan Sesi Pertama

Dia menyebutkan, saat ini IHSG memiliki level support di posisi di 7.122, 7.085 dan 7.021, sementara resistance di posisi 7.297, 7.356 dan 7.381. 

"Berdasarkan indikator, MACD dalam kondisi bearish," ujar Ivan.

Pada perdagangan terakhir pekan ini, Ivan menyodorkan sejumlah saham yang bisa dicermati investor, yakni ADRO, BBNI, EXCL, INCO dan MIKA.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi IHSG yang sama akan berpotensi melemah atau alami penurunan yang dalam rentang terbatas pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks saham akan berada di kisaran 7.199 – 7.252.

Baca Juga: IHSG Terkapar di Zona Merah, Asing Ramai Masuk ke BCA hingga Emtek!

“Bedasarkan analisa teknikal , kami melihat saat ini IHSG berpotensi akan bergerak melemah terbatas dengan rentang pergerakan 7.199 – 7.252,” ujar Nico, Kamis (28/4).

Sebelumnya, Pada perdagangan hari Rabu, (27/4/2022) IHSG ditutup melemah sebesar -35 poin atau -0.49% menjadi 7.196. Kemudian menguat pada sektor-sektor

transportasi & logistik, keuangan, infrastruktur, properti & real estat, perawatan kesehatan dan teknologi yang bergerak negatif dan dominasi penurunan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh dunia.

Baca Juga: Rontok Parah, IHSG Melemah 0,77% pada Penutupan Sesi Pertama

Nico mengatakan pihaknya juga memperhatikan sektor ekonomi yang berubah ke arah digitalisasi termasuk E-commerce. Menurutnya kepercayaan berbelanja kebutuhan melalui marketplace yang menawarkan kepraktisan menjadi semakin tinggi. 

“Hal ini tercermin dari total transaksi e-commerce yang meningkat sebesar 77% menjadi Rp401 triliun pada 2021. Pada

kuartal I-2022, transaksi e-commerce juga tumbuh sebesar 19,83% yoy. Demikian halnya, volume transaksi naik sebesar 38,43% yoy,” ucap Nico.

Jika dilihat, kata Nico pergeseran tren berbelanja menuju digitalisasi yang semakin marak memberikan peluang dalam meningkatkan tren new economy digital. 

Bahkan, lebih memudahkan waktu, tenaga bahkan dari sisi biaya kerap terpangkas sebab banyaknya potongan harga yang diberikan di mana semakin menarik perhatian. Dia sendiri memprediksi pengguna user akan terus bertambah di tahun 2022.

“Total transaksi e-Commerce diproyeksi menjadi Rp530 triliun pada 2022. Internet user yang terus meningkat turut memegang andil atas tren transaksi digital tersebut. 

Baca Juga: Diskon! IHSG Terkoreksi 0,28% pada Pembukaan Sesi Pertama

Hingga saat ini, terdapat 32 juta user e-commerce terjaring di Indonesia. Bahkan pertumbuhan penggunanya yang mana sebesar 88% lebih tinggi dari pertumbuhan transaksi e-commerce. Artinya, ada keseimbangan antara pengguna dan transaksi, bahkan masih banyak ruang untuk lebih berkembang,”papar Nico.

Sehingga, hal tersebut juga berpotensi menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan startup di Indonesia. Demikian pula, peluang ekspansi melalui pendanaan di pasar modal juga terus terbuka. 

Maka dari itu, tentunya akan meramaikan sektor teknologi di pasar saham tanah air. Saham teknologi yang tercermin melalui IDXTechnology mencetak kenaikan tertinggi secara bulanan di mana mampu mencetak return sebesar 8,10%.

Baca Juga: OJK Catatkan Kinerja IHSG Terus Meningkat dan Diharapkan Bertahan

Nico menjelaskan peran ini tidak lepas dari peran emiten GoTo yang listing di IDX pada awal April lalu di mana seolah turut membangunkan sektor ini yang pergerakannya akan lebih berat di tengah tren pemulihan ekonomi. 

Lebih lanjut emiten lainnya, seperti BUKA pun yang masuk dalam jajaran indeks LQ45 pun ikut terciprat katalis positif IPO-nya saham GoTo. Meskipun secara bulanan sudah mampu bergerak positif, namun tinggal seberapa kuat saham-saham e-commerce tersebut dapat mencetak performa yang baik. 

Total Processing Value (TPV) pada BUKA misalnya yang pada 2021 mengalami kenaikan sebesar 44% menjadi Rp122,6 triliun yang didukung oleh kenaikan volume transaksi sebesar 26% dan pertumbuhan mitra BUKA sebesar 90%. 

“Kami melihat bahwa tren e-commerce akan semakin menggeliat di mana mampu mengubah pola hidup masyarakat lebih mudah dan praktis. Terlebih Pekan terakhir jelang Lebaran, transaksi e-commerce diperkirakan semakin marak dan memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian, sehingga menciptakan daya beli yang berkelanjutan meskipun harga harga sedang mengalami kenaikkan. 

Nico mempercayai bahwa teknologi digital mampu menjadi jembatan untuk mendorong perekonomian, oleh sebab itu, besar harapannya akan pembangunan infrastructure juga turun ditingkatkan untuk memberikan akses yang lebih luas lagi

kepada daerah daerah yang belum mendapatkan akses internet. Dengan cara melakukan Pemerataan infrastructure teknologi, akan membantu perkembangan lebih cepat dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih hebat.

Baca Juga: Net Buy Tembus Rp19,43 Triliun dalam Sehari, Nasib IHSG Berubah 180 Derajat

Disamping itu Nico tidak lupa memberikan prediksi saham pilihannya menuju akhir pekan diantaranya dengan kode emiten MDKA, HRUM, EMTK , ITMG, HMSP , MNCN, UNVR, BBRI, dan BBNI. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Widihastuti Ayu
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: