Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sarat Kepentingan Politik Kala Elite Saling Berkunjung

Sarat Kepentingan Politik Kala Elite Saling Berkunjung Kredit Foto: Humas Pemprov Jatim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah bertemu Presiden Joko Widodo di Jogjakarta, Prabowo Subianto menuju kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta, pada Hari Raya Idul Fitri.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menemani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan salat Id di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Juga: Jokowi dan Prabowo Mesra sampai Pilpres 2024: Indonesia Damai, Cebong Kampret Musnah!

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan, kedatangan Prabowo ke kediaman Megawati merupakan kunjungan Idul Fitri. Tidak membahas persoalan politik.

“Pembicaraan santai, tidak berbicara politik,” ujarnya.

“Pada hari Idul Fitri memang sudah tradisi kami silaturahmi kepada pemimpin kita, kepada Presiden kita, dan saya mendapatkan kehormatan diterima pagi ini (Senin, 2/5),” katanya.

Selain Jokowi, Prabowo ditemui Ibu Negara Iriana Jokowi dan putranya, Kaesang. Sementara itu, Prabowo hadir bersama putranya, Didit Hediprasetyo.

Prabowo mengatakan, dalam pertemuan tersebut hanya ada perbincangan ringan. Contohnya, Prabowo dan Jokowi sama-sama merasakan cocok tinggal di Bogor. Seperti diketahui, Jokowi selama ini tinggal di kompleks Istana Bogor. Sedangkan Prabowo tinggal di Hambalang, Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak Prabowo menyantap hidangan opor. Prabowo juga ikut menyantap bakso serta tempe bacem. ”Ini kehormatan besar. Kami optimistis menghadapi tahun yang akan datang ini,” kata menteri pertahanan itu.

Jokowi juga menegaskan hanya berbincang ringan saat bertemu Prabowo. Tidak ada obrolan tentang politik maupun ekonomi. Pertemuan itu adalah silaturahmi dan momen saling bermaafan.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, perayaan Idul Fitri merupakan salah satu momen untuk menjalin komunikasi. Tak terkecuali bagi elite politik.

Dari segi pembicaraan, kata dia, mungkin saja tidak membahas urusan politik praktis. Namun, silaturahmi antarelite tetap tidak bisa dilepaskan dari kepentingan politik. Paling tidak, itu menjadi bagian dari upaya menjaga hubungan. Apalagi, kontestasi Pemilihan Presiden 2024 sudah dekat. ”Penting menjaga kedekatan. Ketika nanti berkoalisi, sudah ada modal kedekatan itu,” ujarnya kemarin.

Baca Juga: Punya "Haters" Abadi, Analisis Pengamat: Karena Anies Baswedan Kalahkan Ahok

Indikasi tersebut, lanjut dia, bisa dilihat dari pemilihan tokoh yang dikunjungi. Dia meyakini, Prabowo yang memilih mengunjungi Megawati atau Zulhas yang menemani Anies punya alasan dan sudah dipertimbangkan. Bukan hanya kepentingan, melainkan juga kenyamanan untuk potensi koalisi ke depan. ”Pasti akan dicari kedekatan-kedekatan yang memungkinkan untuk membangun koalisi itu,” imbuhnya.

Lantas, bagaimana peluang koalisi? Ujang menilai, kans PDIP berkoalisi dengan Gerindra terbuka. Sejauh ini, intensitas komunikasinya semakin kental.

Namun, untuk kepastian koalisi, Ujang memprediksi sangat bergantung pada elektabilitas calon yang disodorkan. Jika calon yang disodorkan PDIP tidak cukup tinggi, Prabowo pasti akan menghitung ulang. ”Kalau nanti tinggi, saya rasa bisa. Tapi kalau rendah, ya buat apa dipaksakan,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: