Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

UAS Harusnya Bersyukur Cuma Ditolak Masuk Singapura, DS: Kalau Dihukum Mati Malah Bikin Repot Negara

UAS Harusnya Bersyukur Cuma Ditolak Masuk Singapura, DS: Kalau Dihukum Mati Malah Bikin Repot Negara Denny Siregar | Kredit Foto: Instagram/Denny Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktivis media sosial Denny Siregar mengaku tertawa melihat Ustaz Abdul Somad (UAS) marah karena dilarang masuk ke Singapura. Menurut Denny, seharusnya UAS dan pendukungnya justru bersyukur. Sebab, UAS dapat terhindar dari UU terorisme Singapura yang terkenal tidak kompromi.

"UAS juga bisa dihukum mati karena dianggap berpotensi membuat kerusuhan rasial di Singapura. Saya ketawa nonton Somad marah-marah karena dilarang masuk Singapura. Catat ya, dilarang masuk! Bukan dideportasi! Deportasi itu kalau sudah di dalam wilayah Singapura terus diusir dari sana. Kalau dilarang masuk bahkan cuma disuruh nunggu di depan pagar doang terus disuruh pulang," ujar Denny Siregar dikutip dari chanel Youtube Cokro TV berjudul "Denny Siregar: SOMAD JADI USTAD KOK CENGENG AMAT | TES", pada Sabtu (21/5/2022).

Baca Juga: Ketum PERISAI Balas Ucapan Anak Buah Prabowo yang Sebut UAS Ancaman bagi Singapura

Menurut Denny Siregar, Pemerintah Singapura bersikap waspada dengan isu agama. Sebab, Singapura punya pengalaman pahit sekitar tahun 1984. Pada tahun itu, Singapura memasukkan agama dalam kurikulum pelajaran disekolah. Akan tetapi, yang ditemukan malah mengerikan.

Siswa di sekolah menjadi terkotak-kotak berdasarkan agamanya wehingga mereka tidak fokus belajar. Selain itu, pernah terjadi kerusuhan rasial di Singapura. "Sejak saat itu pemerintah Singapura mencabut pelajaran agama dari sekolah-sekolah agama. Bahkan, tidak boleh dibicarakan di tempat-tempat publik. Kecuali di rumah dan tempat ibadah agama," jelas Denny Siregar.

Dampak dari pemisahan antar agama tersebut, lanjut Denny Siregar, kini Singapura berubah menjadi negara yang maju dan modern.

"Ketika mereka memisahkan agama dalam kehidupan sosial, ekonomi mereka maju, pendidikan mereka maju. Semuanya maju. Beda dengan Indonesia yang cuma agamanya doang yang maju. Pernah dengar ada kerusuhan rasial di Singapura? Meski agama penduduk di Singapura mayoritas Buddha, di sana nggak ada keistimewaan untuk mereka yang beragama Buddha ukuran pemerintah Singapura adalah kemajuan dan kemakmuran. Bukan akhirat. Beda dengan Myanmar yang juga mayoritas beragama Buddha, tapi negaranya sibuk sekali dengan masalah agama," terangnya.

Dampaknya, investor asing berbondong-bondong menanamkan uangnya ke Singapura. "Siapapun bebas melakukan apa saja di Singapura. Tapi dengan syarat tak boleh mencampuri masalah politik dan agama. Itu belum keras. Yang lebih keras lagi ketika Singapura mengeluarkan UU Terorisme mereka yang, dalam UU itu, pemerintah Singapura bisa menangkap siapa saja yang berpotensi membuat kerusuhan rasial di negara itu tanpa harus lewat proses hukum biasa," tuturnya.

Dikatakan, orang baru niat berbuat rusuh saja ketika terdeteksi langsung bisa ditangkap oleh Polisi Singapura. "Singapura memang negara otoriter. Mereka tidak pernah membiarkan demokrasi secara politik. Demokrasi hanya ada di ekonomi itu aja. Politik adalah wilayah pemerintah, bukan warganegara," urainya.

Denny Siregar berpendapat seharusnya UAS bersyukur karena ditolak masuk ke Singapura. Ia khawatir UAS akan menyampaikan ceramah yang berisi penghinaan pada agama lain dan membuat perpecahan di Negeri Singa tersebut.

"Jadi, kalau Abdul Somad dilarang masuk ke Singapura sebenarnya itu harus disyukuri. Kalau misalnya dia dibiarkan masuk dan kemudian ceramah menghina agama lain di sana, terus akhirnya ditangkap oleh pemerintah Singapura berdasarkan UU terorisme. Nanti yang ribut malah dua negara: Indonesia dan Singapura. Karena Singapura itu terkenal nggak ada kompromi masalah itu. Bisa bisa dihukum mati Somad karena dianggap berpotensi membuat kerusuhan rasial di sana. Pemerintah Singapura memang waspada banget dengan banyak isu tentang agama," paparnya.

Denny Siregar menambahkan, UAS dilarang masuk Singapura karena dianggap sebagai penceramah yang suka menghina agama lain. Karenanya, dikhawatirkan membangun jurang perbedaan di masyarakat Singapura yang multietnis dan multiagama.

"Somad dalam ceramahnya juga pernah merestui bom bunuh diri. Ngeri kan. Bisa ditangkap Somad kalau dia ceramah di sana. Seharusnya Somad dan pendukungnya bukan nyalah-nyalahin Pemerintah Singapura. Kalau ditangkap dan dihukum mati malah bikin repot negara," tukasnya.

Seharusnya, kata Denny Siregar, UAS harus introspeksi mengapa dirinya dilarang di banyak negara dan dimusuhi. "Mulainya ceramah yang bikin adem hati kalau mau dipanggil ustaz. Ustaz Kok Ngajarin Bunuh Diri, Ustaz Apaan Tuh. Paham kan Mad? Harusnya lu paham. Udah gede masa masih nggak pinter-pinter aja," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: