Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas UAS saat Temui HNW, Gatot Nurmantyo: Wibawa Negara Turun di Hadapan Bangsa Asing

Bahas UAS saat Temui HNW, Gatot Nurmantyo: Wibawa Negara Turun di Hadapan Bangsa Asing Kredit Foto: Twitter/Gatot Nurmantyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo bersama rombongan mendatangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5). Gatot cs menemui dan berbicara dengan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW).

Menurut Gatot, KAMI membahas soal isu pilpres ketika pihaknya bertatap muka dengan politkus PKS itu.

Baca Juga: Jawab Isu Adanya Pesanan dari BIN, Tegas! Menlu Soal Singapura Tolak UAS: Tidak Ada!

"Masalah pilpres yang dibicarakan ialah jangan sampai tiga periode itu terjadi," kata mantan Panglima TNI itu saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).

Gatot mengatakan, pertemuan KAMI dengan HNW juga membahas tentang ideologi bangsa dan ekonomi di Indonesia. "Dari berbagai kehidupan baik ideologi, politik, ekonomi, dan macam-macam," ucap dia.

Berikutnya, Gatot menambahkan KAMI bersama HNW membahas tentang wibawa negara yang turun di hadapan bangsa asing. Gatot kemudian menyinggung peristiwa Ustaz Abdul Somad (UAS) yang gagal masuk Singapura saat mantan Panglima TNI itu berbicara turunnya wibawa Indonesia.

"Tanda-tanda bangsa ini sudah mulai eksistensinya menurun dari kejadian yang kemarin (persoalan yang menimpa UAS, red)," kata pria kelahiran Jawa Tengah itu.

Gatot mengatakan, UAS pada dasarnya masuk ke Singapura dengan dokumen resmi bukan secara ilegal. Namun, kata dia, UAS diperlakukan tidak adil ketika hendak masuk Singapura. Ulama kelahiran Sumatera Utara itu sempat ditahan dan ditangkal masuk Singapura.

Alumnus Akmil 1982 itu mengatakan peristiwa UAS gagal masuk ke Singapura sebenarnya bisa dicegah seandainya negara punya wibawa di hadapan bangsa asing. Gatot mengatakan, negara asing tentu memberikan data-data penting seperti penangkalan seseorang apabila negara punya wibawa.

"Seharusnya sebagai bangsa kalau bangsa Indonesia ini mempunyai posisi tawar yang tinggi, dihargai sebagai bangsa yang hebat, pasti negara lain akan memberikan data-data orang yang tidak boleh masuk ke wilayahnya, begitu," pungkas Gatot.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: