Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelatihan Tentara Ukraina Gunakan Howitzers Jerman bakal Segera Rampung

Pelatihan Tentara Ukraina Gunakan Howitzers Jerman bakal Segera Rampung Kredit Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Warta Ekonomi, Berlin -

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan pelatihan tentara Ukraina untuk menggunakan howitzers Jerman akan segera selesai. Hal ini akan membuka jalan untuk menggunakan senjata-senjata itu di Ukraina.

Ukraina meminta negara-negara Barat untuk mengirimkan lebih banyak senjata artileri. Saat Ukraina kehabisan amunisi untuk senjata-senjata zaman Uni Soviet yang tidak setara dengan kekuatan senjata Rusia.

Baca Juga: Permintaannya Makin Komplet, Ukraina Bikin Rincian Alat Tempur ke Barat, Ini yang Paling Ngeri!

Negara-negara Barat berjanji untuk mengirimkan senjata standar Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Tapi mereka butuh waktu untuk mengirimkannya.

"Pelatihan untuk Panzerhaubitze 2000 akan segera selesai sehingga dapat digunakan untuk berperang di Ukraina," kata Lambrecht pada wartawan selama kunjungan ke pangkalan militer di Kota Rheinbach, Jerman, Selasa (14/6/2022).

Panzerhaubitze 2000 merupakan salah satu senjata artileri terkuat angkatan bersenjata Jerman atau Bundeswehr. Jangkauan senjata itu mencapai 40 kilometer.

Pada bulan Mei lalu Jerman berjanji untuk mengirimkan tujuh swatembak howitzer ke Ukraina. Tambahan lima artileri sejenis yang Belanda janjikan.

Namun Ukraina menuduh Berlin terlalu lambat mengirimkan senjata berat. Karena perang sudah semakin memberat Ukraina. Lambrecht tidak mengungkapkan kapan tepatnya howitzers dikirimkan.

"Howitzers pertama akan dikirimkan (ke Ukraina) ketika pelatihan selesai dan tanggung jawab (mereka untuk memasoknya)," katanya.

Ia menambahkan tidak akan mengumumkan tanggal atau rute pengiriman karena alasan keamanan.

Penasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan negaranya membutuhkan 1.000 howitzers, 500 tank dan 1.000 drone serta senjata berat lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: