Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tampil Bareng Anies, UAS Dikecam Habis-habisan sampai Diteriaki Buzzer Berkedok Penceramah, yang Ngecam Bukan Orang Sembarangan

Tampil Bareng Anies, UAS Dikecam Habis-habisan sampai Diteriaki Buzzer Berkedok Penceramah, yang Ngecam Bukan Orang Sembarangan Kredit Foto: Instagram/Ust. Abdul Somad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi PSI Guntur Romli menyentil penceramah kontroversial Ustaz Abdul Somad (UAS) yang baru - baru ini tampil di acara silaturahmi nasional dan musyawarah nasional Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI).

Di mana dalam cara itu UAS berbicara mengenai dukungan politik pemuka agama kepada pasang tertentu dalam sebuah hajatan pesta demokrasi.  Acara itu turut dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Guntur Romli pemuka agama yang terang-terangan menyatakan dukungan kepada calon tertentu jelas tidak etis, dia lantas menyebut UAS adalah penceramah yang sedang nyambi menjadi mendengung alias buzzer politik.

Baca Juga: Nggak Mau Tangannya Dicium Buya Yahya, Ustaz Abdul Somad Malah Lakukan Hal Ini, Netizen sampai Nangis

“Buzzer politik yg berkedok penceramah agama, atau penceramah agama yg nyambi buzzer politik?,” kata Guntur Romli lewat sebuah cuitan di akun twitternya @GunRomli dikutip Populis.id Senin (20/6/2022). 

Guntur Romli melanjutkan, penceramah model UAS ini memang harus dilawan, keberadaan mereka menjadi ancaman tersendiri jika terus dibiarkan, sebab kerap mencampuradukkan urusan agama dengan politik. Agama dipolitisasi untuk kepentingan kelompok dan golongan tertentu.

“Cara2 Somad itu harus dilawan krn melakukan politisasi agama. Kalau dia mau ceramah agama saja ya silahkan tapi kalau ceramah2 agama sambil jadi buzzer politik, atau dia sudah jadi buzzer politik tp kedok ceramah agama, ya harus dibongkar kedoknya. Jgn sampe banyak yg ketipu,” tuturnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, UAS mengatakan tokoh agama memang sah - sah saja terlibat dalam hajatan politik, mereka boleh memberikan dukungan secara terbuka kepada calon tertentu sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdurrauf As-Singkili yang merupakan mufti dari Kerajaan Aceh dan Syekh Muhammad Arsyad yang merupakan mufti Kerajaan Banjar.

"Bedanya mereka mewarnai kekuasaan, bukan mereka diwarnai oleh kekuasaan. Yang dikhawatirkan adalah kita diwarnai oleh kekuasaan," ungkap dia.

Pada kesempatan itu, UAS juga menyinggung kontrak politik yang ia sepakati dengan sejumlah Gubernur hingga Wali Kota di Indonesia. Dia mengatakan, kontrak politik yang ia sepakati dengan Gubernur dan Wali Kota yang dukung itu berupa perjanjian untuk membangun berbagai fasilitas untuk umat Islam jika calon yang didukung menang dalam pemilihan.

"Kalau yang kita dukung ini jadi wali kota atau gubernur, tentu ada kontrak politik. Setelah terpilih, dia membangun sekolah tahfidz Alquran  rumah Alquran, salat berjemaah wajib, lalu Baznas dihidupkan," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: