Koordinasi kuat dan respon cepat dari pemerintah daerah diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Saat ini, perekonomian nasional menghadapi sejumlah risiko akibat dampak ketidakpastian global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini dunia dihadapkan pada tantangan yang disebut oleh PBB sebagai The Perfect Storm.
Tantangan tersebut adalah Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 menjadi 2,9%, dari sebelumnya 4,4% utamanya sebagai imbas konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.
Kendati demikian indikator sektor eksternal Indonesia masih menujukkan ketahanan yang solid. Hal ini tercermin dari tren surplus neraca perdagangan selama 25 bulan berturut-turut, serta rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB berada pada level yang aman.
Airlangga menuturkan prospek ekonomi yang membaik ini akan membantu menjaga kepercayaan publik dan investor, sehingga dapat mendorong kegiatan perekonomian nasional, meski dalam keadaan ketidakpastian global yang melanda.
“Karena itu, koordinasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan. Respons cepat dari seluruh pihak dibutuhkan untuk dapat mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional. Momentum Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 juga akan kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi,” tutur dia.
Baca Juga: Lagi-lagi, Tito Minta Pemerintah Daerah Percepat Belanja APBD
Di tengah berbagai risiko ketidakpastian global yang eskalatif, pemerintah terus melanjutkan program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terhadap alokasi PEN tersebut, pemerintah memberi perhatian yang serius terhadap sektor UMKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: