- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Dukung Penurunan Stunting di Banten, IRT Gelar Pelatihan Untuk Kader Posyandu
Edukasi kepada kader sendiri, dipandang perlu, mengingat kader posyandu menjadi ujung tombak yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Kader dianggap mengetahui kondisi asupan gizi dari tiap balita yang dilayani di posyandu.
Lia menambahkan, meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain dilakukan melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan, sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Venny Agustiani Mahardikawati, Ahli Gizi Puskesmas Pulomerak menjelaskan, PMT dijalankan dengan pemberian makanan kepada Balita dalam bentuk kudapan yang aman, bermutu dan bergizi sesuai kebutuhan sasaran. Termasuk kegiatan pendukung lainnya dengan aspek mutu dan keamanan pangan.
“Hal ini bertujuan memenuhi kebutuhan gizi balita serta pembelajaran bagi ibu balita. Diberikan dalam bentuk makanan lokal (diutamakan) atau makanan pabrikan. Jika menggunakan makanan pabrikan harus diperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa. Diutamakan sumber protein hewani dan nabati, serta vitamin dan mineral dari sayur dan buah,” urai Venny.
Venny menjelaskan, PMT pangan lokal terdiri dari makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan ). Kemudian makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan keluarga.
Selain itu, makanan pabrikan berupa makanan pendamping ASI, seperti misalnya biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Hanya saja, harus dipastikan, biskuit hanya diberikan untuk anak usia 12 – 24 bulan, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gram.
Sedangkan jumlah persajinya mengandung 29 gram karbohidrat total, 2 gram serat pangan, 8 gram gula dan 120 miligram natrium, dengan anjuran diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan.
“Makanan tambahan yang disediakan oleh Kader posyandu untuk balita bertujuan memberikan penyuluhan kepada orang tua Balita tentang pentingnya memberikan makanan kudapan (snack) yang baik untuk Balita, membantu mencukupi kebutuhan gizi balita, tentunya melibatkan peran serta masayarakat dalam mendukung penyelenggaraan posyandu,” pungkasnya.
Sekadar informasi, selain Pandeglang dengan kategori merah (prevalensi stunting 37,8%), lima kabupaten dan kota di Provinsi Banten lainnya masih berstatus ‘kuning’ dengan prevalensi 20 hingga 30%. Di antaranya yakni Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon.
Sementara dua daerah yang berkategori hijau dengan prevalensi 10 sampai 20% adalah Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang. Tidak ada satu pun kabupaten atau kota di Provinsi Banten berstatus ‘biru’ yakni dengan prevalensi di bawah 10%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri