Banyak sektor sudah mulai kembali bergeliat pasca puncak pandemi Covid-19 selama 2 tahun belakangan, namun beberapa pakar tetap mengingatkan bahwa pandemi masih berlangsung.
Studi terbaru menjelaskan adanya hubungan antara sekresi hormon yang berhubungan dengan emosi dan penuaan kulit.
“Seperti yang mungkin kebanyakan orang rasakan, pandemi berkepanjangan tentunya menyebabkan episode kecemasan, depresi dan stres yang meningkat secara dramatis dan ini adalah komponen dari epidemi emosional baru,” ujar General Manager Glamazing, Alex Zalnovic, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/8/2022).
Baca Juga: Menkop-UKM: Kualitas Produk Kecantikan Brand Lokal Tidak Kalah dari Produk Impor
Menurut Alex, banyak penelitian selama bertahun tahun telah menyelidiki dampak masalah kesetahan mental pada kulit. Diketahui bahwa perilaku kulit tidak hanya dipengaruhi dari factor eksternal, namun juga sangat dipengaruhi oleh hormon dan emosi, misalnya saat gugup atau stress dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang cukup signifikan pada kulit, termasuk pengingkatan kehilangan air, peningkatan eriterma, dan peningkatan produksi sebum.
“Kita semua pasti pernah merasakan atau melihat, bagaimana kulit menjadi kemerahan ketika tersipu malu atau marah, atau menjadi pucat karena takut, namun kulit juga tidak hanya berubah karena emosi kita, namun juga ketika kita berjuang dengan kesehatan mental yang buruk, yang berdasarkan beberapa penilitian ternyata dapat menyebabkan beberapa masalah kulit,” ujar Alex.
Oleh karenanya hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi Glamazing. “Sebagai salah satu brand bodycare, Kami menjadi satu satunya yang sangat memperdulikan dan concern penuh terhadap Kesehatan mental, paham bahwa hubungan antara kulit dan Kesehatan mental begitu mendalam,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: