Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Lulus Kuliah, Lebih Baik Berbisnis atau Bekerja?

Setelah Lulus Kuliah, Lebih Baik Berbisnis atau Bekerja? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada banyak momen dan pemikiran dari generasi muda setelah menyelesaikan jenjang pendidikan. Pertanyaannya, ke mana saya harus melangkah? Menitis karier profesional atau memulai bisnis?

Kendati menawarkan peluang yang sama, keduanya memiliki plus minus yang berbeda. Inilah yang menjadi alasan kenapa generasi muda harus memikirkan matang-matang masa depannya. Untuk merintis suatu bisnis pun bukan hal yang sederhana. DNA bisnis merupakan dasar ke mana seseorang akan melangkah selanjutnya.

Baca Juga: Genjot Kapasitas dan Kompetisi Bisnis, Citi Indonesia-PJI Fasilitasi 300 UMKM

Armita Hutagalung, Founder ByArra, mengungkapkan pentingnya DNA dalam memulai suatu bisnis. "Untuk menjadi seorang entrepreneur, hal yang paling mendasar adalah DNA bisnis. Apakah seseorang itu memiliki mental dan mindset pebisnis atau tidak. DNA bisnis adalah modal dasar untuk memulai," ungkap Armita dalam Talkshow Thinker Talk dengan tema Entrepreneur or Professional?, Jumat (05/08/2022) lalu.

Senada dengan hal tersebut, Ramavito Mountaino, CFO EdenFarm, mengungkapkan bahwa menetapkan tujuan harus dibangun dari awal untuk menjalakan perusahaan lebih konsisten.

"Visi dan misi dalam membangun perusahaan adalah landasan bagaimana perusahaan bisa berdiri secara konsisten. Karena menjadi seorang entrepreneur, kita tidak hanya bertanggung jawab kepada diri sendiri, tetapi juga orang banyak, terutama karyawan yang perlu kita gaji. Untuk itu, kita perlu konsisten dan kuat secara mental, apalagi di awal merintis suatu perusahaan," tambah Vito.

Sementara, dalam prespektif karier profesional, Yudhistira Pangaji yang merupakan B2B Sales Director Hisense Indonesia mengungkapkan, untuk menjalani karier sebagai seorang karyawan harus memiliki sikap open minded dalam menjalankan sistem perusahaan maupun bekerja sama dengan rekan satu tim.

"Sebagai perusahaan multinasional company, kita bekerja dengan orang-orang dengan latar belakang dari berbagai negara berbeda. Oleh karena itu, kemampuan konseptual saja tidak cukup. Kita mesti open minded, tapi tidak menghilangkan identitas sebagai Warga Negara Indonesia," ungkap Aji.

Baca Juga: Menkop-UKM Gaungkan Revolusi Kewirausahaan Cetak Entrepreneur Tangguh Inovatif

Apalagi, perusahaan yang dijalankan sudah relatif lama. Oleh karena itu, perusahaan dan karyawan pasti dituntut harus selalu siap mengubah kultur agar bisnisnya mampu bertahan dan berkembang.

"Sebagai perusahaan yang melegenda dan berdiri puluhan tahun, kita harus memahami visi dan kultur dari perusahaan untuk menjaga stabilisasi dan identitas dari sebuah brand," ungkap Arvianne, PR, Manager United Family Food.

Selain mengulas sisi entrepreneur atau professional, dalam gelaran Thinker Talk episode ini turut serta hadir Faisal Hasan (Sekjen Sahabat UMKM), Brian Imawan (CEO Jumpstart Coffee), dan Choirul Amin (CEO & Founder Ekspor.id) yang turut membahas seputar strategi UMKM naik kelas. Acara tersebut dihadiri kurang lebih sebanyak 200 peserta baik hadir langsung maupun daring.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: