Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diancam Korea Utara 'Dihadiahi' Nuklir, Presiden Korea Selatan Jawab Santai: Tidak Ada Untungnya

Diancam Korea Utara 'Dihadiahi' Nuklir, Presiden Korea Selatan Jawab Santai: Tidak Ada Untungnya Kredit Foto: Reuters/Yonhap
Warta Ekonomi, Seoul -

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan yakin tetangganya itu tidak akan mendapatkan apa-apa dari senjata nuklir, terkait ancaman peningkatan nuklir Korea Utara.

"Korea Utara konsisten mengembangkan dan meningkatkan senjata nuklirnya, sehingga timbul ancaman nuklir tak hanya bagi Republik Korea, tetapi juga dunia. Saya yakin itu tak ada untungnya," ungkap Yoon pada Selasa (11/10/2022), dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Layangkan Peringatan Keras Soal Manuver Nuklir Korea Utara

Menurut laporan KCNA, media pemerintah Korea Utara, pada Senin (10/10/2022), Pemimpin Kim Jong-un telah memandu latihan taktis nuklir yang menargetkan Korea Selatan selama 2 pekan terakhir.

Latihan militer ini merupakan bentuk protes atas latihan gabungan angkatan laut baru-baru ini oleh pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), yang melibatkan sebuah kapal induk.

"Rentetan uji coba rudal baru-baru ini merupakan bagian dari latihan, yang dirancang untuk menyimulasikan Korea Selatan dengan hulu ledak nuklir tiruan," bunyi laporan KCNA.

Ancaman nuklir Korea Utara yang makin eksplisit pun telah memicu kehebohan di Seoul. Sejumlah politisi dan cendekiawan mendesak untuk mengerahkan kembali senjata nuklir taktis AS.

Yoon pun bertekad membangun kemampuan yang kuat untuk melawan ancaman Korea Utara melalui aliansi Amerika Serikat (AS) dan kerja sama keamanan trilateral, termasuk Jepang.

Ia juga mengusulkan pengerahan kembali selama kampanye Pemilu sebelum mundur nanti. Ia mengaku mendengarkan beragam pendapat di Seoul dan Washington, tetapi menolak menjelaskan detailnya.

Sementara itu, ketua oposisi utama progresif Korea Selatan menuduh Yoon mengejar kebijakan pertahanan pro-Jepang, dengan dugaan pasukan militer Jepang akan ditempatkan di Korea Selatan.

Kerja sama militer dengan Jepang sendiri masih menjadi isu sensitif karena kebencian atas pemerintahan kolonial Jepang pada 1910-1945.

Namun, menurut Yoon, kekhawatiran itu tak dapat dibenarkan dalam menghadapi ancaman nuklir. Meski begitu, ia tak menjelaskannya lebih lanjut.

Korea Utara tahun ini telah meluncurkan sejumlah uji coba rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada Minggu (9/10/2022), negara terisolasi itu menembakkan 2 rudal, uji coba ke-7 sejak 25 September.

Pekan lalu, Korea Utara juga menembakkan rudal balistik yang melesat lebih jauh dari sebelumnya dan melintas di atas Jepang untuk pertama kalinya sejak 2017. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: